Aku Ingin Bercinta

by | Oct 12, 2021 | Pojok

Views: 0

Bohong bila ada yang mengaku tidak suka bercinta, tidak ingin bercinta, dan apalagi memiliki banyak alasan untuk menolak dan tidak ingin bercinta. Cinta adalah anugerah dan begitu juga dengan bercinta, merupakan anugerah dan rahmat yang hendaknya dihargai dan dihormati. Bila cinta itu tidak ada, maka bagaimana bisa bahagia?!

“Sayang, aku ingin…”

“Tidur, besok nanti kesiangan.”

“Memangnya ingin apa?! Iiih!”

“Ingin bercinta, kan?!”.

“Ingin menggambar! Tidurnya nanti dulu!”
Hahaha….

Melihat corat marut negeri dengan banyak sekali amarah, hujatan, tuduhan, dan makian, rasanya hati ini pedih sekali. Ingin bertanya tetapi sulit untuk mendapatkan jawaban yang pasti. Semua memiliki alasan masing-masing dengan dalil kebenaran sendiri-sendiri. Sampai pada akhirnya, cinta itu pun dipertanyakan. Di manakah cinta?!

Tidak mengerti mengapa begitu sulit untuk bercinta. Jangankan sampai ke sana, untuk bergandengan tangan saja sulit, bicara dengan bertatapan mata langsung tanpa emosi juga tidak mampu. Bawaannya seperti mau saling baku hantam saja, padahal semua alasannya karena cinta pada Ibu Pertiwi. Siapa yang sebenarnya memiliki cinta itu jika demikian?! Sama-sama merusak dan menghancurkan, kok!!!

Apalagi jika sudah “memiliki cinta yang lain”, meski disembunyikan dan tidak ketahuan, tetap saja semestinya terasa. Mendustai hati nurani dan mencoba menghalau menutupi, tidak akan pernah membuat tenang. Emosi akan terus hadir dan meledak-ledak, dan karena takut ketahuan akhirnya menuduh duluan. Sudah jelas “selingkuh” dan mendahulukan kepentingan negara lain, tidak mau mengaku, akhirnya dikorbankanlah yang lain dengan tuduhan-tuduhan. Masih juga tidak berani mengaku?!

Merasa jatuh cinta sungguh mudah, cukup dari mata turun ke hati. Ada akal yang mudah mengelabui diri sendiri, apalagi bila sudah ada ambisi, keinginan, kepentingan, dan nafsu. Lupa bahwa sesungguhnya tidak semudah itu, sebab bisa saja salah. Antara cinta dan nafsu seperti sebelas dua belas, bila keburu nafsu, tidak bisa membedakannya. Akhirnya penyesalan yang terjadi, dan berat untuk mampu benar bercinta. Bisanya hanya bernafsu saja.

Cinta bukan meminta dan menuntut tetapi memberi. Cinta dan kasih sayang Yang Maha Esa diberikan begitu saja tanpa pamrih dan banyak alasan. Tidak juga memaksa kembali, semua dibebaskan untuk memilih dengan resiko dan tanggung jawab masing-masing. Lagipula, bagaimana mungkin membalas semua yang sudah diberikan olehNya?! Apa mampu?!

Aku ingin sekali bercinta dengan penuh cinta, memberikan segala cinta yang kumiliki untuk semua. Bercinta dalam arti bersama-sama dengan sepenuh hati memberikan segala yang terbaik bagi negeri tanpa harus banyak alasan, menuntut, meminta, dan berharap. Sudah tidak perlu lagi berharap, bila tidak ingin kecewa. Harapab satu-satunya hanya Allah semata.
Mungkinkah semua ini terjadi?! Semoga cinta itu benar ada, bukan sekedar ucapan dan kata tanpa arti dan makna.

Bandung, 08 Oktober 2021

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This