Views: 7
Masalah yang sama terus kembali terulang
Dan hiruk pikuk yang sama juga turut berulang
Tak ada bedanya dengan masa lalu
Hanya bungkusnya saja tampak baru
Di sini mereka masih jadi maling
Di sana masih banyak yang malang
Di sini mereka masih melakukan persekongkolan
Di sana masih banyak yang kelaparan
Berujar tuntaskan kemiskinan
Dengan cara memelihara si miskin tetap miskin
Menjadikan wajib belajar sebagai solusi
Sedangkan pembodohan masih terus diproduksi
Lucunya suatu negeri
Banyak membuang durasi
Karena kelamaan berteori
Sampai akhirnya ada yang mati
Berlindung di balik konstitusi
Untuk melancarkan semua aksi
Mimpi pun mereka beli dengan harga mati
Beropini dengan menjual nama para ahli
Cerita terus diulang-ulang
Bagaikan dongeng
Pengantar tidur bagi anak negeri
Setelah lelap darah mereka pun dihisap tanpa basa-basi
Teringat lirik lagu Minang yang berjudul Pasan Mande (Pesan Ibu)
“Yo santiangnya aka rangik (Ya pintarnya akal nyamuk)
Manyasok darah dalam dagiang (Menghisap darah dalam daging)
Luko nan indak kenampakan (Lukanya tidak kelihatan)
Alah padiah sajo mangko tahu” (Sudah perih saja baru tahu)
Apakah para pembuat cerita di suatu negeri harus seperti nyamuk!?
Entahlah, hanya mereka yang tahu
Tinggal pemilik darah yang harus berpikir
Apakah rela darah mereka terus dihisap?
Merdeka seribu tahun pun tidak akan bisa dinikmati
Karena masih banyak orang berwatak licik dan munafik
Mereka menjajah dan mencuri sesuai kemajuan teknologi
Tidak perlu lagi bertopeng, cukup meniyapkan korban yang mau diperbudak
Ah, sudahlah
Mungkin beginilah nasib negeri
Kotor, banyak sampah
Menjadi sarang nyamuk dan bakteri
Bungo, 14 Mei 2024
Rickardo Chairat
0 Comments