Fikku sang Penakluk Dunia

Jun 10, 2024 | Narasi

Views: 5

Sebenarnya sudah lama diriku ingin terjun ke dunia musik. Melampiaskan berbagai macam emosi serta perasaan terpendam dan menyampaikannya pada dunia. Sayangnya diriku tidak pernah mendapatkan kesempatan mempelajari satupun alat musik semasa bersekolah dulu. Bukan tanpa alasan, diriku hanya tidak ingin menjadi beban tambahan dari mereka yang membiayaiku.

Jujur saja, terkadang diriku merasa sedikit iri dengan mereka yang mampu bermain musik, apalagi jika dirinya berusia jauh dibawahku. Melihat mereka dengan mudahnya bermain dan menunjukkan kemampuan mereka membuatku berpikir “Apakah ada satupun kemampuanku yang dapat diriku tunjukkan? Ataukah sebenarnya diriku tidak memiliki kemampuan apa-apa?”

Namun bukan berarti diriku menyerah untuk terjun ke dunia musik, meskipun diriku tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk bersinar, setidaknya diriku masih dapat berkarya dalam bentuk lain. Terkadang sering dianggap sepele oleh banyak orang, apalagi seiring dengan berkembangnya teknologi membuat mereka nampak bagaikan semakin meremehkan bidang yang kutekuni. Diriku membicarakan tentang seni sastra, tidak banyak orang mampu untuk menulis dengan baik, apalagi berseni dengannya. Bagi yang tidak mengerti, mereka hanya akan melihatku sebagai seorang penulis berita tanpa makna.

Akhirnya, tepat sebelum diriku memasuki perkuliahan tahun ke-2, diriku mendapatkan apa yang telah kulewatkan semasa kecil. Menggunakan uang hasil sendiri, diriku membeli sebuah gitar dari seorang teman perempuanku. Dirinya menamai gitar tersebut dengan nama Fikku, dan memercayaiku untuk merawatnya dengan baik. Bersamanya akan kutunjukkan pada dunia apa yang sebenarnya telah mereka lewatkan semasa hidupnya.

Sudah terlalu lama diriku berteduh di dalam kegelapan. Kurasa telah tiba waktunya telah bagiku untuk bangkit dan membalas mereka yang dulu pernah menertawakanku. Kumpulan puisi dan cerita yang pernah kubuat sebelumnya, akan kualiri bersama dengan susunan para nada. Sekian dariku seorang penuh halu.

Marra Narayan (Naran)

6/9/24

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This