Views: 0
Malam ini
Aku kembali rebah
Bersama dengan anak-anak waktu yang melemah di jam-jam sepi
Selimut biru mengombak
Meruntuhkan dinding kerajaan di bawah kedua mata
Sehangat kesedihan, ialah kibasan angin malam yang menyusutkan kepercayaan
Kepalaku menyukainya,
lembut bantal yang menadah ingatan
yang lepas kepingannya; yang menyala semalaman; yang menuai kesalahan; dan mencabik keberanian
Saat malam merekah,
Di mana tapak-tapak kepedihan berjalan dengan tegas
Mengentak-entak
Menyalak
Aku; yang hanya ingin rebah
dan membuang lelah dengan telak
Pandanwangi, Desember 21
0 Comments