Kita masih di sini
Menunggu bara yang dihanyutkan
air mata dewa
Demi membakar selubung kenang
Dari catatan perjalanan kita
yang patah arang
Air di telaga ini kian keruh
Tempat kita berkaca dari jiwa
nan lusuh
Sementara, hujan masih menggantung
di pucuk – pucuk awan
Entah kapan ranum, menyirami gersangnya pelabuhan
Kita saling berandai, berharap pada sebuah keinginan yang tak dapat digapai
Kau dan aku saling tuding
Mencari sebab, siapa yang telah memecahkan piring
Inilah kita..
Dengan segala carut marutnya
Lenggok kaku
Tak pandai menari
Panggung miring jadi alasan
Pada hal semua orang tahu
Kalau kita berjalan pincang.
0 Comments