Malam merambat pelan
Menghampiri jiwa-jiwa kelelahan
Hawa dingin berkejaran berebut memeluk insan
menjalari urat nadi gersang
Hidungku beku, hembuskan uap derita pujangga picisan
Aku mencari hangat
Pada aksara yang kau surat
Seperti jimat tiap kalimatmu membuatku tercekat
Menggoyahkan benteng hati yang kubangun kuat-kuat
Duhai
Aku masih terus bertanya
Kenapa kau ada
Untuk apa
Meski surga tampak indah di hadapan
Tapi tubuhmu terlalu sulit kurengkuh dalam dekapan
Bolehkah kuputar ulang waktu
Agar tak perlu kita bertemu
Sebab surga yang kurindu
Masih terlalu semu untukku
Malang, 301121
0 Comments