Serasa enggan beranjak dari bias sinarnya, basah rumput halaman sisa hujan semalam, melarutkan gula gula dalam darah, manis sekali pagi ini.
Lihat lalu lalang belalang, melirik genit menggodaku, ahh… sudahlah “kita nikmati aja, api abadi pagi ini”.
Lima api unggun menunggu sabda, membakar apa saja.
Jiwa jiwa kerdil dalam cengkeraman, langkah terjal “satu jalan keris” yang ada.
Tikamanmu, membunuhmu.
Martoyosri, 27/12/2021
0 Comments