Alam belantara sesungguhnya menjadi hiasan bagaikan surgawi yang sangat indah, yang dihadapkan pada pandangan mata diri kita, saat kita berpijak diberikan penglihatan yang sempurna dan menjadi kebahagiaan tersendiri jika diresapi di kalbu.
Apalagi semilir angin saat pagi hari terhembus menghempas kulit ari nan sejuk rasanya, siang hari tetaplah dingin tidak menerpa panas di kepala dan sekujur tubuh, dan saat malam hari terasa dingin sekali, seakan alam ini milik kita, dan bukan milik orang lain.
Sungguh bahagianya hati jika terawat dan dirawat sepanjang masa, dengan penataan berkelanjutan, apalagi tidak digunakan sebagai obyek komersial dengan nilai tinggi, yang dapat memilukan pikiran. Jikalau ada dapat disentuh dengan mudah, karena sebagai insan manusia inginnya bermacam-macam, ada dan tidak ada finansial hanya cukup untuk berjalan menikmati keindahan alam semesta yang diberikan Sang Pemilik Jagad kepada ciptaannya dengan kesederhanaan saja.
Sungguh amat pilu saat ini, tempat-tempat yang menjadi tempat wisata, dikomersialkan dengan harga tinggi, dengan berbagai pendapat, terkait pembangunan, kebersihan, perawatan, masalah pajak, membayar karyawan. Dalih-dalih seperti itu sehingga menikmati alam semesta seperti di negeri orang, atau memaksakan kehendak diri ingin sekali saja masuk ada apa didalamnya.
Dan saat ini tengah berlomba-lomba membuat area-area wisata buatan, hanya berpikiran mencari hasil, dikomersialkan dengan harga tinggi seakan insan manusia sebagai pemilik negeri, bagaikan orang luar angkasa yang tinggal di Planet Mars, turun ke bumi melihat ada apa sesungguhnya di bumi ini. Apa yang akan saya beli, ubah dan saya ganti wujudnya, biar insan manusia ini “Ngiler” melihatnya perubahan dan terhipnotis, terbang dalam pikirannya untuk datang kembali, dan menguras isi kantongnya sebesar-besarnya. Setelahnya gigit jari dan menyimpan kembali setelah penuh akan datang kembali, menyerahkan tabungannya kembali kepada “Juragan Wisata”.
Saya tidak akan menuruti “Juragan Wisata”, lebih baik dengan keadaan yang biasa saja, wisata wisdek (Wisata dekat), walaupun buatan menjadi nyaman, yang terpenting, sejuk, dengan banyak pohon, burung-burung, ada tempat duduk, ada jualan kopi murah, tidak bayar areanya, hanya melewati jalan tol Sidoarjo-Surabaya, terdapat area pom bensin, disitulah sebagai tempat singgah “Wisdek”.
Apa yang kita cari lebih, oke bolehlah! yang punya duit tebal, jika hanya lembaran tipis lebih baik digunakan manfaat lainnya saja. Ya, namanya manusia jika tidak oke, rasanya tidak mantab, tidak eksklusif, tidak jos kotos-kotos. Itulah sebagai warna pengisi bumi, berbagai macam sifat dan berbagai pendapat, tidak menjadi masalah, tergantung insan manusia atas yang dimiliki dan kehendaknya.
Kebahagian hanya di hati, bukan diisi kepala, walaupun tempat bukan tempat wisata, saya anggap tempat wisata saja, toh yang merasakan diri sendiri. Bila hal ini menjadi tertawaan yang membaca, ya tidak apa-apa. Patut disadari dengan seksama dan kerendahan hati, ya memang gimana lagi, biarlah yang terpenting damai di hati.
Kalau ingin mencoba silahkan, mencari di tempat lain, walaupun tidak identik di area pom bensin, mungkin di lereng, lembah dekat hutan misalnya, tidak usah membayar mengeluarkan uang dari saku, cukup berdiri tegak pandangi alam semesta, gemericiknya air, suara binatang liar membahana dengan damai, itulah wujudnya ciptaan Sang Gusti Maha Besar.
Pastilah ingin kembali dengan suasana alam semesta, kalau menginginkan lebih nyaman dan menyenangkan, bawalah alat sebagai tempat berteduh dan membawa perangkat ringan untuk membuat kopi, mie instan dan mengudut sebatang rokok. Merenung malam hari sungguhlah membahagiakan, bayangan akan menjalar kemana-mana, menerawang sejauh lereng, lembah.
Tanpa mencoba misalnya, buatlah bayang-bayang di alam pikiran saja dan melamun kesegala arah dan penjuru alam semesta, maka akan muncul imajinasi luar biasa, bisa juga diungkapkan dalam bentuk tulisan dan pastilah nyata, bahwa alam itulah rupanya.
Terkecuali disana akan muncul emas, berlian, intan, perak dan akan turun bidadari nan cantik yang akan menemani, hanya untuk menggugah semangat hati dan menghibur kalbu, dan tidak akan menjadikan cepat tua dan kembali muda kembali, namanya berimajinasi kan, tidak apa-apa.
Lebih baik mencari kesederhanaan saja, berlebihan juga tidak baik, terkecuali memiliki duit lebih tergantung insan manusia. Yang terpenting bagaimana menggugah hati bahagia, dan kembali pulang tetap bahagia, karena mengukur apa yang kita miliki, dan tidak memaksakan kehendak diri.
Sda, 22 Oktober 2021
0 Comments