Sore ini aku terhentak ada kerlipan notifikasi di layar androidku, aplikasi yang memberikan informasi. Bergegas kuketuk notifikasi itu tampak sebuah foto suasana berkabut di bukit gunung Prau, tempat anak sulungku, Pandu menempa raga demi negara, mengasah mental demi asa.
Rasa banggaku sangat mendalam untukmu anakku sang perwira yang mandraguna, penjaga kedaulatan negara.
Tampak beberapa baris kata di wahatsapp, “Assalamualaikum… ibu, sinyalnya putus nyambung, Pandu sedang berada di atas gunung” Katanya. Seketika kubalas “Saat ini Pandu lagi apa ?.” Kataku sambil berkaca-kaca. Dengan rindu kutunggu dia mengetik kalimat, muncul sebuah jawaban, Ibu, tolong fotokan keadaan seisi rumah. Tanpa kubalas dengan kalimat kuarahkan androidku untuk memfoto ayah, dan dua adiknya yang sedang nonton televisi. Saat itu pula langsung muncul kalimat “enak ya…di Malang, di sini dingin”.
Balasan yang singkat, dengan sebelas suku kata dia menjawab. Tak kuasa …. cukup membuatku trenyuh dan tersentuh.
Tak lama kemudian muncul sebuah kaliamat, “Pandu sedang latihan di gunung yang berkabut tebal, sekarang musim hujan, apalagi di Malang. Tebalnya mantel kerap kali menembuh badan ibu sepulang kerja”. Jangan lupa teh hangat.
Itulah percakapan singkat melalui whatsapp dari anak sulungku. Di Tengah medan latihan, di saat badan diselimuti suhu dingin dan tebal, tentunya cukup membuat badannya menggigil,namun dia sempatkan hatinya berpikir tentang ibunya. Saat itu tak ada yang kata lain terpikir olehku selain kita sama-sama rindu.
Anakku engkau “Sang Baret Merah” kesetiaan terhadap ibu pertiwi sama besarnya dengan kesetiaanmu terhadap ibumu. Terimakasih ya Allah, lindungi dimanapun ia berada. Aamiin
Bikin meleleh, rindunya ngena banget😊
angin sampaikan rasa ini … lindungi dia