Wajah-Wajah Ketakutan Kaum Penipu

by | Jul 27, 2021 | Pojok

Berlagak seolah tenang dan tetap berusaha untuk tampil penuh gelak tawa, tetapi sorot mata dan cara bicara tetap tidak bisa mengelabui. Wajah-wajah ketakutan para penipu rakyat semakin nampak jelas, semua perbuatan buruk dibuat tanpa tidak diketahui oleh yang melakukannya. Hati nurani yang dihilangkan pun terus mengejar meski terus juga tidak didengar dan bahkan dimatikan.

Penderita Covid-19 kehilangan rasa saat makan dan minum, tetapi apa rasanya bila sehat, makanan dan minuman lezat tersaji di hadapan mata, namun tidak mampu menelan dengan nikmat?! Rakyat yang semakin miskin dan tidak tahu harus bagaimana, masih banyak yang mampu sabar, bersyukur, dan berbagi. Sementara yang memiliki banyak harta dan jabatan tinggi, justru ketakutan karena kehilangan harta dan semakin sombong.

Memikirkan hutang sungguh tidak enak, apalagi bila berhutang menggunakan atas nama rakyat. Sudah berhutang, lenyap pula entah ke mana. Kiri kanan, depan belakang, atas bawah berusaha menyelamatkan diri masing-masing. “Tidak ada makan siang gratis”, untuk membantu dan membela butuh dana yang besar. Hutang kembali menjadi andalan dan tidak akan pernah membuat nyaman.

Orang bodoh cenderung jahat, orang sombong tiada memiliki ilmu, orang bodoh dan sombong selalu merasa benar dan tidak berani mengakui salah. Terus saja gertak, menuding, menuduh, dan meminta, sudah banyak korban pun masih tetap tidak bergeming. Bukti atas ketakutan terhadap diri sendiri yang tidak mampu dan tidak berdaya bahkan menghadapi diri sendiri dengan segala kekurangan dan kesalahan yang sudah dibuat. Bodoh, sombong, dan jahat adalah pilihan yang diketahui dan harus dipertanggungjawabkan dengan segala resikonya, termasuk terus ketakutan dan tidak bahagia.

Tidak mudah untuk bahagia tanpa rasa takut dan khawatir Walau disadari bahwa sebagai manusia hendaknya hanya takut pada Yang Maha Kuasa, tidak perlu khawatir karena semua yang diberikan Allah adalah yang dibutuhkan dan terbaik, tetapi prakteknya tidak semudah kata terucap. Takut tidak lagi berkuasa, lantas kehilangan segalanya, dan mempertanggungjawabkan semua kesalahan yang dibuat, membuat berat kepala dan beban di hati. Sabar?! Merasa sudah sangat sabar pun ternyata lebih banyak untuk yang salah, bersabar untuk menghadapi dan melakukan yang benar justru ditakuti dan dikhawatirkan.

Ada banyak hikmah dari segala peristiwa yang terjadi, dan butuh jiwa besar serta lapang dada dengan kebersihan hati pikiran untuk mampu melihatnya dengan jelas. Tiada ada yang mampu bersyukur dan bersujud dengan sebenar-benarnya syukur dan sujud, bila masih hanya mau melihat dan mendengar apa yang ingin dilihat dan didengar semata. Banyak sisi lain yang ditutupi, disanggah, dan dikelabui, hanya karena keinginan dan ketakutan. Bersyukurlah bagi yang mampu, sebab ilmu didapat hanya dengan sujud dan syukur, tiada ilmu bagi yang sombong dan takut. Ilmu terbesar bukan sekedar sekolah, gelar, dan ijazah.

Biarlah para penipu itu terus merasa sudah mampu mengelabui banyak orang, sesungguhnya mereka sudah menipu diri mereka sendiri. Tidak heran bila rasa takut semakin mendalam dan merusak diri mereka sendiri. Menjadi pilhan bagi semua, apakah memilih seperti mereka atau menjadi yang lebih baik dan bahagia. Larut tenggelam di dalam masalah akibat ketakutan, tidak berani mengambil keputusan besar dan menghadapi pahit untuk kebenaran, tidak akan membawa pada kemerdekaan dan kemenangan.

Di sini, wajahku tetap tersenyum, Aku bahagia karena Allah begitu Maha Baik. Para penipu itu tetap tidak akan mampu tersenyum, mereka terlalu pengecut untuk mampu benar bahagia.

Bandung, 25 Juli 2021
03:34 WIB

Mariska Lubis, S.E., M.Int.S.

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This