Angin lembut menjelang panggilan senja menghembus helaian macikaku (macika: rambut terurai), seiring dentingan piano dan cello lagu-lagu klasik berkelas masa lampau, pikiranku masih terpukau, kagendra (garuda) karkasa (kokoh dan kuat) berseliweran di pelupuk.
Dentang jam gadang bertalu-talu
Hati nan pilu memanggil berseru
Andai legenda tua hendak bertemu
Buaikan rasa terperi pasti merindu
Namun senja tetap kelabu
Saat jiwa tak kunjung merayu…
Pelangi berubah menjadi abu-abu…
Meradang hati kembali di lingkar sendu…
Mereka bariskan kartu demi kartu…
Dipilihnya acak tanpa rambu…
Duhai, ini nasib rakyat di ujung dadu…
Jangan kau mainkan sesuka udelmu…
Janganlah hatinya menderu-deru…
Seperti pusaran dersik (angin) menyelimutimu…
Kedinginan di dalam rumah tanpa kelambu…
Rasa sakit pada tulang tersedu-sedu…
01 September 2021
0 Comments