Untuk Bunyi Akhiran “U”

Sep 2, 2021 | Puisi

Angin lembut menjelang panggilan senja menghembus helaian macikaku (macika: rambut terurai), seiring dentingan piano dan cello lagu-lagu klasik berkelas masa lampau, pikiranku masih terpukau, kagendra (garuda) karkasa (kokoh dan kuat) berseliweran di pelupuk.

Dentang jam gadang bertalu-talu
Hati nan pilu memanggil berseru
Andai legenda tua hendak bertemu
Buaikan rasa terperi pasti merindu

Namun senja tetap kelabu
Saat jiwa tak kunjung merayu…
Pelangi berubah menjadi abu-abu…
Meradang hati kembali di lingkar sendu…

Mereka bariskan kartu demi kartu…
Dipilihnya acak tanpa rambu…
Duhai, ini nasib rakyat di ujung dadu…
Jangan kau mainkan sesuka udelmu…

Janganlah hatinya menderu-deru…
Seperti pusaran dersik (angin) menyelimutimu…
Kedinginan di dalam rumah tanpa kelambu…
Rasa sakit pada tulang tersedu-sedu…

01 September 2021

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This