Gelombang angin bercerita tentang cinta di masa lampau,
Ungkapannya didesirkan di telinga dengan merdu, atas cinta yang didengungkan,
Membuat hati bergetar berdetak jatuh tenggelam dan larut dalam kisah asmara,
Suara kalbu bergelayutan menyatu sisi dalam, jatuh cinta tersampaikan…
Gemuruh lautan hati semakin menggelora, terhempasnya dua insan satu jiwa dalam asmarandana senandung kasih,
Butiran pasir di sepanjang pantai menjadi jejak cerita sejarah,
Tebaran pasir terhalus yang berkilauan mengukir cinta dan kasih sepanjang masa,
Di pelabuhan terakhir bersamaNya…
Deruan ombak bersahutan saling bergulung menyatukan rindu,
Semburatnya air suci saling mengikat tiada henti tiada masa,
Hati yang terpaut menghapus segala duka dan kisah pahit,
Adanya kerikil tajam menjadi pengalaman di setiap masa, tidak menjadi halangan…
Keabadian cinta sepasang sayap di lorong waktu tanpa akhir,
Pada kepak sepasang sayap hitam yang saling mengikat terbang tinggi dengan saksi jumantara,
Bahagia terasa tiada berperi mengisi langit, samudra, dan bumi,
Garis lurus dua hati yang terus melekat erat membawa menjulang terbang tinggi tanpa batas…
Di sini aku mengucap cinta, sayang, dan rindu teriring doa,
Bersaksi atas kedua hati yang menyatu begitu lekat dan dekat dalam satu ikatan tali suci,
Semoga Allah merestui dan meridhoi,
Sang Maha Suci melindungi dan memegang kedua tangan tali cinta kasih dalam kesetiaan abadi…
Amin.
*Teruntuk sayap-sayap tanah air, Tinta Emas Negeri.
Bandung-Sidoarjo
19 Agustus 2021
0 Comments