Suara Hati, di Relung Senja

Aug 9, 2023 | Prosa

Banyak hal terlintas dari sisi bagian dalam kepala. Adanya angan-angan, imajinasi, kehendak, keinginan, dan apa saja berbagai hal dalam kehidupan mengalir bagaikan aliran air dan hembusan angin.  Sebagaimana cairan yang terdapat dalam organ tubuh manusia, bersirkulasi berbagai alur saling berkesinambungan.  Apakah aliran yang terlintas dimaksud terlihat dan terdengar oleh kasat mata, telinga ataukah bisa untuk dirasakan?. 

Apalagi suara hati terfilter berbagai sekat hanya terpatri kebenaran, keindahan, kebahagiaan, kebaikan, kesedihan, keburukan dan atau dapat terarah kerusakan jiwa. Dari sinilah suara hati sebagai sumber dari segala sumber kekuatan pemanen, yang tidak dapat dipatahkan dan diusik.  Alangkah sedihnya jika tidak adanya hati yang melekat di jiwa manusia!

Suara hati diukir dan terukir bagaimana  mencintai Sang Khaliq mencintai alam semesta, mencintai negeri, mencintai sesama, mencintai sang kekasih, dambaan hati, idaman, dan pujaan hati. Bagaimana kondisi pada masa lalu yang tak terjangkau dengan daya nalar manusia saat ini, tentunya sulit membayangkan rasa keadaan di kala itu.

Suara hati tidak dapat dicuri, dibohongi maupun dikhianati. Pengkhianatan membabi buta dan berbagai cara pengelabuhan dilakukan.  Maka dapat terjadi kegundahan, rasa tidak nyaman, rasa sakit, malu terdalam, seperti pohon terbonsai. 

Senyum pun berat di bibir,  pemikiran kacau balau,  kedua mata tak mampu menatap dan tak bersinar,  berjalan pun terasa banyak yang melihat, carut-marut jika kesemuanya itu dihadapkan permasalahan yang menimpa.

Suara hati menelisik, mengurai, terurai bermuara pada relung terbatas, namun dampaknya dapat dirasakan.  Peran dari suara rasa kalbu dapat terarah pengendalian jiwa, oleh karenanya merupakan satu titik sumber kekuatan. 

Secerdas isi kepala membuat perangkat keras super hebat, klaim hebat menggunakan piranti keras, sepintar bermain sandiwara, sepandai bersilat lidah, bila tidak seimbang, selaras dengan suara  rasa kalbu seperti pohon berdiri tegak, batang kering, tanpa daun, rusak luar maupun dalam.

Suara hati di relung senja seraya matahari mendekati terbenam di ufuk barat, warna cahaya menerpa bagian bentangan langit berwarna merah bata, kehitaman, abu-abu, putih, kuning memberikan aura keindahan, kecantikan yang mempesona, kedamaian, keheningan, kewibawaan semesta alam. 

Sebagaimana peri cantik jelita, sang bidadari berjalan hendak terbang menuju peraduan di singgasana nirwana. Tempat akhir merebahkan badan, teriringi gamelan dengan suara merdu dan diiringi lantunan tembang oleh para dayang-dayang.

***

Suara kalbu seolah raja alam, duduk di singgasana nirwana

Titah dan sabdanya tiada berubah di antara baik, buruk, indah, bahagia, sedih, dan damai

Tak ada kata menyangkal, hanya sebuah satu kata saja

Tiada kalimat permusuhan, pertikaian, hanyalah kedamaian semata

Perputaran suara rasa kalbu, pada relung terbatas

Sumber kekuatan seluas semesta raya, tak terjangkau netra

Walau tak tersentuh tapak kaki, jemari, suara rasa hati menjamahnya

Bersemayam keindahan, ketenangan, kedamaian, kebaikan

Suara hati bagai matahari, bulan, dan bintang bersinar terang

Tak ada tipu daya, rangkaian kata bohong berkumandang

Jejak setiap tapak kaki terlabel di lapisan tanah sebagai saksi

Berputar bagai arah jarum jam,  tidak keluar dari perlintasan

Suara hati bagai peri yang cantik jelita, luar dalam tiada pernah goyah

Senyuman membahana di jagad jumantara membuat hati bahagia

Semerbak bahu harum, terbawa semilir angin surga

Teriringi kabut warna putih salju, bagai dihempas selendang sutra ungu

Surabaya, 30 Juni 2023

Yudi Ento Handoyo

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This