Oleh : Denny JA
Ketika menonton Final World Cup 2022, Perancis melawan Argentina, berkali-kali saya menghela nafas, teriak, dan berdiri dari tempat duduk. Pertandingan berlangsung begitu menegangkan. Bahkan, di menit ke 120 (setelah perpanjangan waktu, skor masih 3-3), pemenang final masih belum bisa dipastikan.
Kylian Mbappe di usia ke 24 tahun (lahir 1998) mencetak hat-trick tiga gol di final. Ia menunjukkan kelasnya untuk menjadi mega bintang setelah nanti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo pensiun. Namun, Messi dengan skill bola dan leadership-nya akhirnya mencapai mimpi tertingginya. Ia membawa piala dunia ke negaranya, untuk pertama kali setelah dua dekade ia bermain bola.
Selesai menonton keseluruhan World Cup, lahir kembali sebuah pertanyaan, “Apakah sudah saatnya Pele atau Maradona tak lagi dianggap pemain terbaik sepanjang sejarah?”
Desember tahun 2000, ketika pergantian abad, dari abad 20 ke abad 21, FIFA membuat keputusan yang besar. FIFA memilih pemain bola terbesar abad ini, abad 20. Pertama-tama, FIFA menggunakan metode “People Choice.” FIFA membuka kesempatan rakyat di seluruh dunia memilih siapakah pemain sepak bola terbaik di abad 20.
Penduduk di seluruh dunia pun memberikan suara. Maradona mendapatkan pilihan tertinggi, 53,6 persen. Pilihan atas Maradona jauh melampaui Pele yang hanya mendapatkan 18,53 persen. Namun, FIFA tak puas dengan hasil itu. Sebagian ahli mengkritik, pemilihan pemain bola abad ini jangan diserahkan kepada survei terbuka dunia internet.
Bagaimanapun, dunia internet dikuasai kaum muda. Mereka kaum muda ini memang menonton Maradona bermain. Tapi di era Pele, mereka mungkin belum lahir dan tak mengenal permainan gemilang Pele. Metode survei internet dianggap tidak sahih untuk penilaian atas banyak pemain dari generasi yang berbeda. Pele dan Maradona itu dua generasi yang berbeda. Pele lahir tahun 1940. Maradona lahir 1960, 20 tahun kemudian. Maka sekali lagi FIFA memilih pemain bola abad 20 dengan metode expert judgement. Yang memilih hanyalah para ahli dalam FIFA’s Family.
Komite “Keluarga Sepak Bola” terdiri dari jurnalis sepak bola, ofisial, dan pelatih. Hasilnya Pelé terpilih sebagai pemain terbaik abad ini dengan 72,75% suara. Ini jauh melampaui dukungan ke Maradona yang hanya 6 persen. Akhirnya di tahun 2000, FIFA memutuskan. Pemain bola abad ini diberikan kepada dua pemain sekaligus: Pele dan Maradona.1
Sejak saat itu, Pele dan Maradona menjadi jenderal bintang lima. Posisi mereka tak tersentuh. Mereka selalu di atas pemain bola mana pun setelahnya, yang paling jauh hanya menjadi jenderal bintang empat.
Pele dan Maradona berubah menjadi mitos dan dewa bola. Di dunia agama, kelas dua pemain ini sudah setara dengan nabi. Tapi di abad 21, sepakbola sudah jauh berubah dan jauh lebih kompetitif. Benar, Pele dan Maradona terbaik di abad 20. Tapi bagaimana jika diperluas untuk pemain bola terbaik sepanjang sejarah? Masih validkah menempatkan Pele dan Maradona di puncak teratas?
Kini hadir Cristiano Ronaldo. Di samping mendapatkan 5 kali Ballon d’Or, Cristiano Ronaldo juga memecahkan rekor pemain dengan gol terbanyak sepanjang sejarah, 819 gol. Ronaldo memecahkan rekor yang selama bertahun- tahun tak terpecahkan, dipegang oleh Josef Bican, 805 gol. Josef Bican pemain asal Austria-Hungaria (1913-2001). Ronaldo kini bahkan memegang lima rekor dunia untuk dunia bola.
Hadir pula Lionel Messi. Di samping sudah meraih 7 kali Ballon d’or, terbanyak sepanjang sejarah, tahun 2022 ini, ia juga kini, baru saja mempersembahkan piala dunia bagi negaranya. Messi juga memperoleh enam kali European Golden Boots, gelar Copa America, dan medali emas Olimpiade. Masalahnya abad 20 sudah selesai, pemain terbesar abad 20 sudah dipilih. Di era itu, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi memang belum bermain bola profesional.
Sedangkan abad 21 baru dimulai dan belum selesai. Baru di tahun 2100, FIFA akan memilih Player of the Century (21th). Kini tahun 2022, masih tersisa 78 tahun lagi menuju 2100. Masih banyak kemungkinan selama 78 tahun ke depan. Di zaman yang berubah sangat cepat juga banyak menyimpan kejutan.
Dalam masa 78 tahun lagi, apakah Kylian Mbappe dan Erling Haaland mampu memecahkan pencapaian Messi dan Cristiano Ronaldo? Bagi Ronaldo dan Messi, mereka kini sedang menuju matahari terbenam. Ada yang tak bisa mereka lawan, usia yang menua.
Lionel Messi sendiri sudah mengatakan, ini World Cup terakhir yang ia ikuti. Ronaldo sendiri juga sudah berusia 37 tahun, dan kini bahkan tak memiliki klub bola di Eropa yang mengontraknya. Sementara bagi Mbappe (lahir tahun 1998) dan Erling Haaland (lahir tahun 2000) usia mereka masih dua puluhan, mereka menuju matahari terbit. Mereka masih bermain untuk 15- 17 tahun lagi.
Siapa yang akan dipilih FIFA untuk pemain abad ini di abad 21, di tahun 2100, masih terbuka. Di luar Mbape dan Erling, masih banyak pemain lain yang akan bermunculan. Tapi per hari ini, jika saya ditanya, siapakah pemain terbaik sepanjang sejarah hingga hari ini saja?
Maka saya memilih keempat pemain itu sekaligus, Pele untuk memenangkan piala dunia tiga kali. Maradona untuk people choice yang dipilih rakyat. Cristiano Ronaldo untuk pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah. Dan Lionel Messi untuk 7 kali Ballon D’Or plus piala dunia.
Keempat dewa bola di atas mencapai puncak gunung yang hanya bisa dicapai oleh the chosen ones. Puncak tertinggi itu selalu hanya bisa dicapai oleh mereka yang menggabungkan bakat luar biasa, passion yang meledak, kerja keras dan keberuntungan.Banyak bintang bersinar di langit sepakbola. Tapi, empat bintang itu memiliki sinar paling terang: Pele, Maradona, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
CATATAN
(1) Di tahun 2000, FIFA memilih FIFA Player of The Century: Pele dan Maradona.
0 Comments