Pukul dua,
tapi mataku masih menyala
menilik patahan luka
di atas sofa hijau tua.
Serpih-serpih daun bambu yang berserakan di beranda
dijerat sinar rembulan
yang bungkam menatap sendiriku.
Kuterimakan
tawar yang bukanku damba
dan dingin yang suka tiba,
di ujung bibirku
yang ingin mengucapkan
sepatah kata.
Malang, September 2021
0 Comments