Indonesia gemah ripah loh jenawi
Tempat aku tumbuh disini
Berpohon menjajar, gedung mencakar
Langit membendung, udara berhembus
Angin membawa jiwa-jiwa kosong yang butuh panutan
Jiwa-jiwa hilang arah
Jiwa-jiwa tak berjiwa
Jejaka-jejaka pudar
Manusia-manusia mahal
Bersanding membujurkan dada
Mengucap bahasa-bahasa dewa
Berlagak layaknya Sumpah Palapa
Genjotan-genjotan nada membakar bahasa sastra
Menuai percaya sang jiwa
Mencuri hati tak tau kemana
Sekarang kau duduk di atas tahta negara
Mengatur rumah tangga, menyusun kas negara
Membuat keputusan bersama
Sungguh sahaja dirimu di mata saja
Jari-jarimu menciut, hatimu bertegur, sikapmu Memudar
Kau lihat?!, kaki-kaki tangan kakimu
Membuat aku tak mau mengenalmu
Kau makan aspal kami
Kau rebut hijaunya sawah kami
Kau hitamkan gedung gedung dewan
Kau ledakkan semua ikan-ikan kami
Bahkan kau tega merusak harga diri isteri-isteri kami
Kau hancurkan rumahku
Kau ukir negeri ini dengan apa-apa dari tanganmu
Kau gelapkan siapa pemilik uang ini
Lalu hanyut dalam satu rumah mu
Suap-suap orang yang tidak mau bayar pajak
Rakyat menjerit Menyuarakan hak hak mereka
Kau naikan harga harga hidup
Kau berjanji akan buat sarjana kami
Tapi, tahukah kau wahai seniman seniman kotor
Hingga hari ini saya berdiri menatap anda
Dengan perut lapar
Tanpa ada yang namanya sejahtera
Bandung, 21 Juli 2021
0 Comments