Awan yang berarak menggumpal menjadi buaian hitam gelap, ia menampung air mata langit yang hendak meneteskan anugerah di atas kepedihannya.
Burung-burung tertunduk menghormat kepada langit seraya kembali pulang bersua dengan anaknya.
Rintik demi rintik air mata mulai terdengar mengetuk atap rumah, tetes demi tetes mencumbu tanah yang kering kerontang mengemis asa.
Tumbuh-tumbuhan dibasuh nikmat hikmah, mengalir jauh ke dalam akar menyampai damai pada rahim bumi.
Aku duduk di depan teras rumah memaknai duka langit yang menganugerahi dunia.
Secangkir teh hijau hangat membantu aku meredakan dingin, sebuah buku menemaniku memasak buah pikiran. “Hujan lagi hari ini.”
Hujan merayu untuk mendayung kembali
Malang, September 2021
0 Comments