Pagi tadi sambil berolah raga dan menunggu tukang rotan buka lapaknya di kawasan jl. Setia Budhi, mampir sebentar di gedung Bumi Siliwangi atau yang dulunya dikenal sebagai villa Isola untuk jeprat-jepret mengabadikan salah satu bangunan cagar budaya ini sekaligus mengingat kembali kisah masa lalunya.
Bangunan yang terletak di Jl. Dr Setiabudi No. 229 ini pada awalnya adalah milik seorang hartawan sekaligus “Raja Koran” keturunan Indo Jawa-Belanda bernama Dominique Willem Berretty. DW.Berrety menamakan bangunan megah bercat putih ini “M’ Isolo E Vivo” yang berarti ‘menyendiri dalam bertahan hidup’. Villa megah yang terpencil. Dan memang ketika itu Villa Isola berada di ketingggian dan bangunannya seakan terpencil ‘menyendiri’ dikelilingi sawah dan dataran luas.
Villa Isola dibangun tahun 1933 atas rancangan arsitek Belanda yang bekerja di Hindia Belanda bernama Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker dengan menghabiskan biaya senilai 500.000 Gulden atau sekitar Rp250 miliar sekarang dan mempekerjakan 700 orang pekerja kontruksi.
Gedung bergaya art deco ini dibangun di atas lahan seluas 7,5 Ha. Sedangkan luas seluruh lantai bangunannya adalah 12.000 m2. Bangunan ini berarsitektur modern yang memasukkan konsep tradisional dengan filsafat arsitektur Jawa bersumbu kosmik utara-selatan seperti halnya Gedung Utama ITB dan Gedung Sate. Dengan dilengkapi teras, kolam air mancur, kolam teratai, kolam renang, dan taman lanskap, villa Isola tampak tertata rapi dan asri.
Pada masa pendudukan Jepang, Villa Isola sempat digunakan sebagai kediaman sementara Jendral Hitoshi Imamura saat menjelang Perjanjian Kalijati dengan Pemerintah terakhir Hindia Belanda di Kalijati, Subang, Maret 1942. Setelah perang usai, pada tahun 1954 bangunan Villa Isola dibeli oleh pemerintah seharga satu setengah juta rupiah dan diubah namanya menjadi Bumi Siliwangi pada 20 Oktober 1954 dan diresmikan oleh menteri P.P dan K yang saat itu dijabat oleh Mr. Muh. Yamin.
Bumi Siliwangi kemudian difungsikan sebagai tempat perkuliahan dan perkantoran Perguruan Tinggi Pendidikan Guru yang kemudian bernama IKIP dan kini berganti nama menjadi UPI. Bumi Siliwangi sekarang dijadikan sebagai gedung rektorat UPI.
(NR/Dikutip dari berbagai sumber)
0 Comments