Sehelai Bulu Burung Gagak Hitam

by | Sep 4, 2021 | Pojok

Sehelai bulu burung berwarna hitam mengilat di hadapan mata. Membuat takjub bukan hanya di mata, tetapi juga di dalam pikiran, hati, jiwa, dan bahkan membuat sekujur raga ini bergetar. Bagi yang lain, barangkali sehelai bulu tersebut tidak berarti, namun bagiku memiliki banyak cerita.

“The Crow! Ya! Terima kasih, Papa!!!”, teriakku kehilangan, sembari memeluk dan lalu mencium pipi papaku. Di tanganku ada tiga buku komik “The Crow” yang masih terbungkus plastik, yang tentunya tidak dengan mudah didapat. “Papa pasti beli di Singapore untukku! Papa tahu saja komik yang sedang aku cari”, kataku dalam hati.

Peristiwa itu sudah berlalu hampir empat puluh tahun silam, saat diriku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Iklan komik tersebut kulihat di halaman belakang buku komik yang lain, komik “Spy VS Spy” yang juga sangat aku suka. Sedari awal melihat iklannya saja, aku sudah seperti tersihir dengan ketampanan Si Burung Gagak Hitam itu. Ya, barangkali mirip dengan anak-anak remaja sekarang yang jatuh cinta dengan karakter animasi, diriku pun terpesona dengan tokoh karakter Burung Gagak Hitam itu.

Imajinasiku semakin liar setelah membaca seluruhnya, dan fantasiku melayang ke mana-mana. Karakter Burung Gagak Hitam yang misterius, gagah, berani, namun lemah lembut dan romantis, membuat jantungku berdebar setiap kali membayangkannya. Tak jarang diriku berharap dia bukan hanya sekedar tokoh dalam komik, tetapi benar nyata dan hadir di hadapanku. “Andai dia nyata, kami pasti banyak membuat coretan dalam kertas dan nada, kami bisa menari sepanjang malam tanpa henti dengan bebas dan merdeka, diriku dalam pelukan sayapnya,” pikirku saat itu.

Yang membuat diriku heran, ketika kemudian komik tersebut diangkat dalam film layar lebar, dan diperankan oleh aktor tampan Brandon Lee, hatiku justru merasa hancur. Meski film tersebut sangat indah, aku menonton berulang kali, dan aktornya pun sangat seksi, tapi bagiku, itu bukan karakter Burung Gagak Hitam yang selama ini ada dalam imajinasiku. Sewaktu kemudian aktor tersebut wafat mendadak, diriku malah berpikir bahwa itu terjadi karena kutukan, akibat mencoba menjadi Burung Gagak Hitamku.

Aneh bila tiba-tiba ada sehelai bulu burung berwarna hitam tersimpan di selipan buku catatan harianku saat ini. Seingatku, semalam sampai pagi sebelum tidur, tidak ada. Tidak habis pikir, “Siapa yang meletakannya? Anak-anakku tidak ada yang tahu, seisi penghuni rumah apalagi. Lantas siapa?!”.

Kucoba bertanya dalam hatiku sendiri, mencari jawaban, “Mungkinkah dia sudah hidup kembali dan menjadi nyata?! Apakah ini tanda darinya?!”.

Rasanya nalarku tidak sampai sejauh itu. Pada akhirnya, diriku hanya tersenyum meski entah pada siapa. Kupandangi bulu tersebut, dan lalu kusimpan kembali di dalam buku catatan harianku, sembari berdoa tanpa suara, “Oh Tuhanku! Pastikan semua ini benar dan nyata! Jika memang benar, bawalah dia kepadaku dan jangan pernah pisahkan kami. Biarlah kami menjadi sepasang sayap yang terus terbang dan menari bagi indahnya Dunia!”.

Bandung, 30 Juni 2021

Baca Juga

0 Comments

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This