Karya: Pril Huseno
Ada dua petani muda
Selalu saja melepas penat di pematang,
tepian gubuk.
Caping yang lelah sejajar dengan tanah
Ikut mengubur panas mentari, dalam ke bumi
Siang ini begitu terik, tapi tarian awan
Tidak juga menjelang
Dua petani muda sedang memahat jejak para pendahulu
dan tetua
Di lahan tempat menyemai harap seisi kampung
Ayunan pacul keduanya
Adalah dzikir tasbih tahlil dan tahmid
Menggali harapan demi harapan
Dalam balutan zaman yang kejam
Dua petani muda, menerawang jagad raya
“Semakin sulit bertahan menjadi petani…”
Di tengah, kanan kiri, lahan berubah fungsi
Menjadi mainan orang kaya kota
Maka ribuan petani muda eksodus ke kota
Merambah alam liar belantara ibukota
Doa Emak terbawa dalam kalung beruntai di dada
Semoga kelak menjadi kaya
Jogja, 17 Maret 2023
0 Comments