Revolusi dalam Sepiring Nasi

Sep 18, 2022 | Puisi

Oleh: Yusuf Blegur

Terlalu lama, rakyat berharap dan mengagungkan demokrasi.

Terlalu lama, rakyat percaya dan setia melaksanakan konstitusi.

Terlalu lama, rakyat tunduk pada negara, aparat dan institusi.

Terlalu lama, rakyat teguh menjunjung tinggi moral dan hati nurani.

Namun begitu cepat, para penyelenggara pemerintahan bernafsu mengejar harta.

Namun begitu cepat, politisi bersekongkol dengan birokrasi hingga tega menjual kekayaan negara.

Namun begitu cepat, aparatur negara gesit menghalalkan segala cara memburu takhta.

Namun begitu cepat, cepat para pemimpin menimbulkan bencana dan angkara murka.

Terlalu lama, negara dipenuhi drama pencitraan dan janji.

Terlalu lama, para penguasa hipokrit dan bertindak tak lagi manusiawi.

Terlalu lama, TNI bersama Polri secara substansi dan hakiki tak melindungi, mengayomi dan melayani.

Terlalu lama, negeri ini dikuasai para cecunguk dan boneka oligarki.

Namun begitu cepat, liberasi dan sekularisasi menggejala.

Namun begitu cepat, agama dan ulama menjadi mudah dihina dan dinista.

Namun begitu cepat, Pancasila, UUD 1945 dan NKRI tak lagi bermakna.

Namun begitu cepat, rakyat teriak dan berkehendak revolusi tapi takut lapar, sengsara dan menderita.

Catatan dari pinggiran kritis dan kesadaran perlawanan,

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This