Tersesat
Bunga bersemi cepat layu
Layu hilang auranya terhempas angin
Angin berkata engkau salah arah
Terbawa jauh angin entah kemana
Batang akar ranting layu dan mengering
Tidak mau menghisap walaupun diberi ai
Air kehidupan tak menyentuh dan menghidupinya
Oleh karena hilang sukma dan auranya entah dimana
Kelembutan aura bunga luar biasa
Tak semua insan manusia mengetahuinya
Aura bunga berkata engkau akan sedih selamanya
Tak ada waktu lagi kembali karena tersekat aura bunga yang kejam dan menyakitkan
Salam sulit bangkit
Yudi E Handoyo, S.H.
Penghabisan
Sang Pujangga membawa pedang dan bara api
Ku tebaskan ke seluruh penjuru alam dengan tuntunannya
Tuntunan dan tuntutan Sang Ilahi untuk melakukannya
Dengan doa restu dan pujian akan menghabisinya
Engkau berkelit sedikit tak akan bisa bergeser
Terikat kekuatan alam sulit menghindar
Tak akan bisa apa apa dan runtuh dengan sendirinya
Kekuatan daya jiwanya meresap pada yang diinjak kedua kakinya
Sang Pujangga senyum halus terkesima
Sang Ilahi berkata lakukan hanya untuk kemurnian, kebesaran dan kebenaran sejati
Tak akan luluh dan berhenti memutarkan pedang amanah sejatinya
Membabat habis jiwa jiwa yang tak berarti perusak negeri
Salam Penghabisan,
Yudi E Handoyo, S.H.
Sok Segalanya
Para pemain memainkan peranan seenaknya sendiri
Yang dipikirkan hanya ketenaran inilah aku sosok yang pemberani
Pemberani berkutat pada pemikirannya sendiri
Pada lingkaran kecil setelah selesai tak membawa arti sama sekali
Konspirasimu saat ini begitu akan tertolak konspirasi Tuhanmu
Lingkaranmu akan terpecah dengan lingkaran Tuhanmu
Engkau akan menangis sepanjang masa, masa yang tak akan terlalui
Tangisanmu tak akan menarik keharuan di depan yang engkau hadapi
Betapa menyakitkan alam halus yang sesungguhnya
Lingkaran halus akan menjepit jepit kekasaran jiwamu
Tak akan terhindar dari sebersit kilatan kehalusan memancar
Memancarnya akan merasuk menghujaninya sepanjang masa
Salam Hati,
Yudi E Handoyo, S.H.
Bersimpuh
Suara Takbir hambaMu yang lemah, memutar mengelilingiMu bersimpuh mengumandangkan dan menatapmu tanpa berkedip
HambaMu mengikatkan Qolbu kepadaMu Yaa Rabb, sehelai rambut tak terpisah sehembus nafas selalu bersamaMu
Tiada yang mampu menyentuhMu hanya orang orang yang beriman Qolbunya sesuai kehendakMu
Berikan tanganMu yang halus sehalus yang sulit dirasakan oleh hambaMu, sehingga hambaMu yang lemah akan berusaha merasakan kehalusanMu, Yaa Rabb
Tetesan air mata Qolbu yang mengurat, ke seluruh jiwa raga yang dapat menggetarkan seluruh jiwa raga kehalusan
TanpaMu Yaa Rabb, kita yang lemah tak berdaya, tanpa adanya sentuhan kehalusanMu ke Qolbu tidak akan menggetarkan jiwa raga
Hanya Engkaulah satu satunya yang memberikan semua sesuatu, kadang kala terlupakan oleh hambaMu yang lemah ini
Salam Luluh Hati,
Yudi E Handoyo, S.H.
0 Comments