Puan Berhati Pualam

Oct 23, 2021 | Puisi

Penaku patah di pusaran aksara-aksara mati
tinta berserak di antara belulang mimpi
paru-paru waktu berhenti dan tak berdetak lagi

Kecipak rindu sedari dulu senantiasa memberi arti tentang indahnya kebersamaan serta pedihnya kehilangan
kini t’lah pupus di tangan

Sedu sedan adalah instrumental pengantar lelap di saat netra enggan terpejam
padamu puan berhati pualam
entah berapa banyak lagi harus kudulang kata
agar kau memahami
bahwa aku tak mampu membahasakan rasa yang begitu dalam
hingga tenggelam degup nafasku di riak gelombang

Kuyup sudah impian
mengering sudah bunga di genggaman
seribu sajak dan puisi tak mampu menggantikan

aach..

Puan berhati pualam
masih kuhidu aroma rambutmu di senja nan legam.

(Sang Boeloeh Perindoe)

Billabong. Bogor

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This