Prasasti Kebon Raja dan Nisan Banggai

Nov 29, 2021 | Essai

Salah satu makam Islam tertua di abad VII M ada di kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Jelas dalam nisan kuburan tertulis tahun 67 H atau 688 M. Nisan abad VII M ini sampai sekarang masih terjaga.

Dan terdapat pula satu makam yang wafat di tahun 168 H atau 790 M yaitu sheikh Sya’ban (di Tangerang ada Rawa Sa’ban).
Dan ini jelas membantah dongeng yang mengatakan Islam masuk Indonesia baru pada abad XIII M.

Sebelah timur Banggai Kepulauan laut Maluku. Letak makam tidak jauh dari radius zona econ Maluku. Maluku salah satu tujuan pelayar-pelayar dari Afro Swahili dan Arab.

Prasasti Kebon Raja Bogor (photo atas) dan nisan Troloyo, Jatim, beraksara Nabathaen yang banyak dipengaruhi aksara Aram.

Seorang arkaeolog UI, mungkin karena tak mampu baca aksara lalu menyebut prasasti Kebon Raja, sebagai prasasti palsu. Pendapatnya hasil kutipan dari seorang arkeolog bulé yang katakan itu palsu. Kepadanya saya berondong pertanyaan: aksara yang digunakan apa, dan apa pula tujuan memalsu. Ia tak menjawab, dan hanya tertunduk. Saya menduga ia menghitung ubin di lantai.

Saya mengeja Kebun Raja bukan Kebun Raya karena prasasti Kebantenan sebut Sunda Sembawa atau Sundanese Quartier. Itulah Kebun Raja. Ketika semangat anti feodal yang tidak proporsional menggelegak Kebun Raja diganti Kebun Raya. Kok pisang raja tak diganti pisang raya?

Pergantian script di Arab dari Nabathaen ke Hijaiyah terjadi 651 M. Dapat disimpulkan prasasti Kebun Raja dan nisan Troloyo yang beraksara Nabathaen dibuat sebelum 651 M. Banggai yang 688 M sudah gunakan Hijaiyah.
Kebon Raja mau pun Troloyo mengandung teks syahadat, La ila Hu. Tidak ada, selain Tuhan.
Berdasarkan bukti ini Islam telah masuk Andunisi pada VII M.

Prasati Tuk Mas Semarang selatan beraksara Venggi bahasa Khmer Hind. Kemungkinan pembuat prasasti datang dari Champa atau Kompong Chom. Prasasti membahas ajaran Islam tentang berserah diri:

Apakah berserah diri mudah. Itu laksana membuat pipa (cangklong) dari pasir.
Membuat pipa dari pasir. Maknanya tidak mudah.

Ungkapan yang amat berkelas.

Masih banyak bukti yang dapat saya tunjukkan:

  1. Mesjid atap terbuka pola Karbala di Malangka, Luwu utara.
  2. Coin mas koleksi museum Aceh dan Fadli Zon.

Juga jambia Emirate di Aceh.
Butir 1 dan 2 abad VII M.

Tarumanagara dan Sriwijaya khayal, tak dapat dijadikan alat bukti. Paling2 untuk mendukung lagu Melayu nyanyian Hasnah Thahar tahun 1954: Khayal dan Penyair.

“Mengapa kau mengkhayal
Khayal menggoda hati
Kar’na aku haus
akan keindahan.”

RSaidi

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This