Bidadari kecil menari-nari riang di guyuran air hujan. Tawanya tidak berhenti dan badannya terus meliuk-liuk. Dingin yang menusuk sampai ke tulang pun tidak dirasakannya.
“Nanti masuk angin, loh!”, kataku mengingatkan.
“Nggak! Kan, air hujan ini berkah. Katamu air hujan itu emas yang turun dari langit, isinya emas bukan angin!”, jawabnya menggoda.
“Iya sih, tapi ‘kan dingin”, balasku.
“Dingin itu cuma buat yang sudah tua. Kalau untuk yang masih muda sepertiku, asyik-asyik saja!”, jawabnya.
“Maksudmu?”, tanyaku.
“Coba tes! Kalau mami masih muda, pasti nggak kedinginan. Kalau sudah tua, pasti takut sama hujan,” katanya sambil tertawa.
Sialan! Kena, deh! Pilihan sulit. Hahaha….
0 Comments