Percintaan

Oct 16, 2021 | Essai

Kehidupan dan penghidupan begitu pelik akan dilalui insan kala terlahir di alam fana ini. Pelik yang turun temurun, bagaikan ilmu yang selalu diturunkan atau diwarisi manusia. Begitu juga dalam hal cinta dan kasih sayang. Banyak bahasan tentang cinta di alam fana ini, mulai dari cinta monyet sampai cinta sejati. Saat ini percintaan tidak hanya dengan bertatap muka, curi-curi pandang atau saling senggol jemari dengan alasan tidak sengaja, tapi sudah meningkat dengan adanya handphone. Berbicara soal cinta pada saat ini terlihat semakin menggairahkan, sampai lama bercengkrama melalui handphone. Entah apa yang dibahas!?

Seiring berjalannya waktu, walau tanpa warisan keilmuan, kisah percintaan akan tetap ada, berkat anugerah Sang Pencipta Jagad Raya.

Setiap insan di kala remaja mengalami hal yang sama, ada yang berani bersenandung cinta dengan lawan jenisnya, ada yang malu-malu kucing dan bahkan ada yang tidak berani karena berbagai hal yang berkecamuk dalam dirinya.

Pembahasan soal percintaan, kasih sayang dan jatuh cinta akan terus melanda setiap insan. Baik generasi pemula (anak-anak, remaja, dewasa) maupun para kalangan senior. Hal ini bak warna berbagai bunga yang mengisi alam semesta, indah dan sangat menakjubkan dipandang mata.

Masalah percintaan selalu berkecamuk, baik di zaman sekarang dengan keadaan yang serba ada maupun pada zaman dahulu. Pada zaman antah berantah atau zaman apa kek namanya!? Kisah percintaan selalu menjadi dua hal yang saling mengikat, terikat dan lekat. Seperti siang dengan malam, bulan dengan bintang, bumi dengan langit, panas dengan dingin, serta apa saja sebutan lain yang memiliki keidentikan di antaranya.

Apa ya, yang terkandung dalam percintaan..!? Katanya cinta dan kasih sayang diawali dengan tatapan mata, lalu turun ke hati dan turun ke mana-mana. Apa betul seperti itu??

Ada yang bilang memang seperti itu, karena hal itulah cinta dan kasih sayang menjadi sesuatu yang indah dan menakjubkan. Sebagaimana munculnya yang semula tiada menjadi ada dan dari ada menjadi tiada. Di mana letak hakikinya? Dan di selipkan pada organ tubuh yang mana?

Secara umum, jawabannya adalah di hati.

Terus, di mana letak hati? Apakah segumpal daging di bagian sisi kiri lambung!?

Akan tetapi ada juga yang menyatakan dengan jelas bahwa jemarinya di arahkan tepat ke ulu hati atau tepat di tengah dua persimpangan rongga dada. Di mana sebetulnya!?

Coba lihat video klip sebuah lagu, dima dalam lagu tersebut ada lirik “Di hatiku engkau teraembunyi cinta kasih sayang dan cintaku”. Dan dalam klip itu, penyanyi meletakkan sepuluh jarinya pada persimpangan dua rongga dada. Dan coba juga lihat setiap drama seri, pidato, treatikal atau apapun bentuknya, semua insan menyampaikan pernyataan yang berkaitan dengan rasa di hati, cenderung lima atau sepuluh jari tangannya mengarah pada titik tengah rongga dada.

Apakah ada yang salah, atau spontanitas saja, atau jemari tangannya memiliki indera tanpa kasat mata dan memiliki rasa yang sangat sensitif, sangat peka..!?

Apakah mereka yang mengerakan jemari itu semua pernah melihat di hadapannya insan lain melakukan hal tersebut, sehingga terpatri pada diri mereka, sehingga mereka juga melakukan hal yang sama secara berkelanjutan.
Pada dasarnya setiap insan mengalami hal tersebut secara sadar maupun tidak sadar, atau dengan sengaja melakukan hal yang sama tentang persoalan jatuh hati, jatuh cinta lawan jenisnya, dan yang lainnya juga dalam setiap persimpangan-persimpangan yang bukan tepat persimpangan.

Apakah itu sebuah kodrati yang sudah tidak dapat dihindari dalam jiwa raga manusia!? Sungguh keindahan yang tiada taranya, bagaikan perut lapar, terus makan dengan lahap, tentu hasilnya kenikmatan, atau tidur dengan tenangnya dan mimpi indah, bangun dalam keadaan segar bugar tanpa beban, dan minum dalam keadaan haus sungguh segar dirasa.

Tentunya setiap insan manusia memiliki perbedaan-perbedaan secara kodrati oleh karena sifat batiniah dan lahiriah tercipta oleh Sang Khalid dengan kesempurnaanNya. Dan tentunya insan memiliki cara yang berbeda dan sangatlah menarik, unik dalam hal “Percintaan”, sebagaimana seni, cara pengungkapan dengan inderanya dan indera yang tidak terlihat.

Mungkin jutaan manusia jika mengungkapkan tentang percintaan dalam bentuk tulisan dan dibukukan, kira-kira berapa tebal halamannya!? Insan laki-laki, perempuan dari berbagai usia dan golongan tentunya beda, kira-kira seperti itu.

Sulit diungkapkan seni menggayuh cinta, tetapi ada yang berpendapat “mudah”. Apa ya yang membuat mudah meraih cinta? Cinta dari isi pikiran yang terjalin, jika tidak terjalin bisa dipaksakan, diperjodohkan dan terlapisi dalam perjalanan, kemudian muncul rasa cinta. Cinta terlahir dari kalbu, secara tidak diduga, diperkirakan tersambung rasa cinta. Apakah ada?! Percintaan, rasa cinta, rasa kasih sayang dari hal yang lain?!.

Adapula yang menyampaikan susah menemukan rasa cinta. Sungguh pelik dan unik dari beberapa pendapat yang tersampaikan. Ya, bagaimana lagi namanya perbedaan pada setiap insan selalu ada. Tidak bisa disanggah, ditolak, dicekal harus begini, begitu!. Pening rasanya jikalau dipikirkan secara jauh, mendalam persoalan “Percintaan”, tidak akan pernah sirna dipanca indera dan apalagi dipanca indera tidak kasat mata. Percintaan dapat pula memunculkan pernik-pernik lainnya. Awalnya indah, lama-lama menjadi kelabu, dan bisa juga menjadi kelam dan berantakan, ketersinggungan. Apa memang seperti itukah jalannya?!.

Pecintaan yang menjadi legenda sepanjang masa dan suratan takdir Sang Illahi. Apakah hal ini dengan tujuan, harapan bahwa manusia tidak menjadi keras pikiran? Kalbu yang membeku bagai batu karang, walaupun dihantam air berabad-abad tidak rontok, hancur dan berantakan serta tidak terkikis. Jika ada tercipta insan laki-laki dan prempuan, tidak terdapat rasa dalam bentuk apapun, hanya bergeliat kehidupan dan penghidupan, bagaimana mana ya?! Ini soal membayangkan saja, tidak apa kan!?

Misterius sungguh misterius, tidak bisa diwujudkan. Hanya bisa terwujud jika ada pertalian cinta kasih, kasih sayang dalam bentuk wujud nyata yang diperpadukan dua insan manusia. Bagaimana, jika pertalian lepas, apa bisa dikatakan misterius dan atau tidak terima atas hal tersebut, dan atau dikembalikan kepada Sang Illahi..!?

Hal paling mendasar dan kembali semuanya bahwa insan tetap berusaha, berdoa dan bertahan dengan segala ketidak nyamanan, ketidak bahagian, tidak ada rasa cinta kasih dan kasih sayang, serta hambar dan tertutup segala sesuatu yang ada dihadapannya. Kembali kepada insan sebagai pelaku dalam kehidupan penghidupan yang menjalankan dengan segala resiko yang ada.

Sby, 14 Oktober 2021

Baca Juga

0 Comments

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This