Percakapan Seorang Penulis

by | Aug 31, 2021 | Pojok

Tidak pernah terpikir di dalam benak sebelumnya dan tidak pernah juga meminta untuk menjadi seorang penulis. Apalagi urusan eksistensi dan nama, karya yang tersebar ke mana-mana, semua datang begitu saja tanpa pernah juga bahkan bermimpi di siang bolong soal itu semua. Alam dan Allah saja yang mengatur dan merencakan.

Sekedar percakapan soal menulis tentang mimpi seorang penulis.

“Menulis ya menulis saja, dibayar silahkan, tidak pun saya tetap menulis. Dipublikasikan boleh, tidak tidak pun tidak apa-apa. Bebas saja. Semua tulisanku adalah pemberian Allah untuk semua”.

“Lantas apa yang diimpikan selama ini?” pertanyaan klasik.
“Saya hanya bermimpi semua orang berkarya lewat menulis, atau dalam istilah saya, mengukir bintang di langit agar semua menjadi bintang paling terang dan tidak ada lagi gelap. Saya ingin semua orang bahagia dan merdeka lewat menulis, sebab dengan menulis maka akan lebih banyak ilmu didapat secara mendalam, dan pembodohan serta kebodohan bisa dihapuskan. Bagi saya, sebelum membaca ada tulisan terlebih dahulu, untuk Iqra pun ada Allah yang menurunkan kitab berisi tulisan-tulisan yang tidak bisa ditiru manusia manapun”.

“Apa tidak takut miskin karena banyak tulisanmu diberikan dan dipublikasikan tanpa dibayar. Blogmu yang dibaca jutaan orang pun tidak mau kamu pasang iklan?”, juga pertanyaan lumrah.

“Jika dinilai dari harta dunia, saya memang tidak punya apa-apa. Meski butuh namun bukan itu uang saya kejar dan cari dalam hidup. Saya tidak mau bekerja apalagi berkarya karena uang, saya bukan monyet atau kerbau, saya manuaia, saya bekerja dan berkarya untuk ibadah, pengabdian. Urusan uang, itu terserah Allah, saya yakin Allah akan selalu memberikan yang terbaik dan yang dibutuhkan. Saya ini memangnya milik siapa?! Allah Maha Kaya, untuk apa saya takut miskin?! Saya merasa sangat kaya, banyak yang saya miliki sebagai rahmat anugerah dan tidak mampu dibeli oleh harta paling banyak di dunia pun! ILMU sejati dan RASA BAHAGIA.”

“Kamu terlalu idealis dan barangkali banyak yang menganggapmu gila”, pertanyaan yang sudah terlalu sering diajukan.

“Apa yang dianggap benar dan diyakini benar saat ini bisa saja ternyata salah kemudian. Kita dibuat yakin bahwa Pluto adalah planet ketujuh selama bertahun-tahun, dan ternyata salah. Yang menemukan dan menyatakan Pluto bukan planet ketujuh pasti dianggap gila dan harus berhadapan dengan banyak alasan-alasan yang menentang. Sudah biasa orang banyak alasan, namun dimaklumi karena malas berpikir dan apalagi belajar untuk merdeka sehingga mampu berilmu dan konsisten dengan kebenaran. Sudah tahu salah pun masih dipertahankan, kok! Yang dianggap waras dan merasa waras, bisa jadi malah yang gila karena tidak mau bahkan mengakui salah. Biar saja dikatakan gila, hanya kegilaan yang bisa mengubah dunia”.

“Lantas sampai kapan dirimu akan menulis?” ketika sudah tidak ada lagi pertanyaan.

“Insyaallah sampai habis nafasku. Ada lagi?”_

Hela nafas panjang dan diam adalah yang selanjutnya terjadi. Ganti topik.

Bandung, 29 Agustus 2021

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This