Lantunan desiran suara indah, meluap di belahan dua katub bibir
Menggema bagaikan air bah, membawa serta dan arah
Air bersih bening di siramkan, memberi rasa bahagia di sekitarnya
Alangkah damainya di hati, jika air purwitosari di minumnya
Dua katub bibirnya hanya dua daging tertata rapi
Ke Esaan Yang Maha Tunggal, menciptanya menjadi mempesona
Namun dilupakan belahan itu, dibiarkan begitu saja
Terlaknat nantinya jika tidak cepat kembali ke kitahnya
Penyesalan tiada maknanya lagi, berbalik cepat kebagusan membawa bahagia
Keberkahan di depan mata, disambutnya hanya sebelah mata
Tidak dikumandangkan kalbunya, hanya satu kebenaran Sang Penciptanya
Tidak terbawa serta dan tertutup rapat pintu-pintu kesucian diri
Satu bulatan disanggah bulatan tulang tertata, pertahankan sesuai kodratnya
Di akhir hayat terkebumikan, kembali bulatan di tampakkannya
Ambil maknanya urat halus leher masih berdenyut saling menyapa
Jika berhenti selesai sudah, penyesalan tidak tertulis nyata.
Sby, 13 Desember 2021
0 Comments