Penguasa Negeri Perkasa Terperdaya Putri Cantik Istana

Oct 17, 2021 | Puisi

Kembali ke masa silam, kuberpijak dengan gagah perkasa
Atas kuasaNya dengan garis tegak, menjadi tuntunan Gusti Yang Maha Suci
Pengukiran tiada henti, gemblengan tiada masa bakti
Tak dipungkiri guratan menjadi lintasan, kekuatan tiada yang menyaingi

Bukan kesombongan, kecongkakan namun suratan takdir dijalani
Penguasa Jagad lokal bumi pertiwi, atas kehendak mempertahankan jati diri
Perambatan penaklukan wilayah, menjadi titian, tuntunan Gusti
Tidak dapat dihindari, dicegah kandungan tiada yang mengetahui

Kala masa kebesaran kekuasaan wilayah penaklukan, dilalui Sang Penguasa Sejati
Diantara Sang Penguasa, kehendak ingin menguasai dengan kekuatan dan harga diri
Gagahnya Sang Penguasa, kuatnya tembok menjadi simbol tidak dapat diganti
Tiada lagi begandring, penyatuan wilayah satu kalimat tunduk, takluk dan mati serta upeti

Sang Penguasa Negeri Lokal, bersemedi mohon kekuatan yang tersembunyi dari Sang Illahi
Tidak hanya kekuatan pasukan, pusaka, tombak, pedang menyertai
Garis lapis tembok bersab, saling mengikat melingkar memperkuat istana negeri
Tiada kata lain kemenangan, ada dalam genggaman tangannya

Berbagai siasat strategi perang, cepat untuk melumpuhkan
Batas-batas wilayah, telik sandi dipasang, mencari kekuatan, kelemahan lawan
Penyusupan dilakukan mencari celah, titik lemah, waktu penyerangan, penghancuran
Kebodohan Kebadaran penyusup, antara mati, hidup dan hukum mati tiang gantung

Perhelatan penguasaan negeri, saling curiga diantara Sang Penguasa, cara pandang di kasat mata
Kemenangan, kebanggaan perluasan wilayah memboyong harta benda dan putri istana nilai tersendiri
Masa yang terpatri, di kala itu menjadi titik nadi harkat martabat penguasa jagad negeri
Tertulis terpatri di dinding istana, menjadi sumpah bagai pusaka suci

Kelengahan serambut, genderang penyerangan peperangan dikumandangkan
Korban jiwa tumbang bergelimpangan, darah berceceran, desahan nafas sejengkal urat nadi leher
Pekikan saling bersaut saling menguatkan dalam peperangan
Antara Sang Penguasa kalah wibawa, kekuatan suci, dibunuhlah terjungkal tak berdaya.

Terpenggal kepala Sang Penguasa simbol melekat, sebagai bukti peperangan dimenangkan
Punggawa, pasukan tunduk, takluk sembah sujud tak bergerak di bumi saat peperangan diinjak.
Kain putih dilempar di tanah, simbol kain sang penguasa kemenangan dikibarkan
Kekuasaan wilayah meluas, dalam naungan tangan penguasa memagari wilayah taklukan negeri

Betapa terkejut Sang Penguasa Perjaka, meraih kemenangan, terkesima di dalam istana, putri cantik menghiasi ruangan penuh pernik-pernik emas
Mata memandang tak berkedip, desah nafas pelan halus mengurat pelan dikalbunya
Sang Putri istana tenang, cerdik walaupun sakit hati membakar dan memuncak deras
Garis tunggal darah telah dibunuh, dipenggal kepalanya sebagai bukti kekuasaan belaka

Sang Penguasa kemenangan, berkecamuk penyesalan luar biasa
Merasa bodoh, kerdil tidak memahami seutuhnya di lingkaran istana
Kemenangan penaklukan merasa hambar, tak berguna dan mati rasa
Kalbunya terasa teriris-iris menyakitkan, tiada henti sepanjang hari dan malam

Waktu berlalu berjalan, rasa kesedihan, kegundahan hati Sang Penguasa terkoyak-koyak rasa bersalah
Hendak meminang Sang Putri istana jajahan, rasa hati bercampur-baur tak menentu
Walaupun syarat mutlak lainnya, Sang Penguasa menguasai seutuhnya yang menjadi taklukkannya
Jika sesungguhnya diketahuinya, tidak menjadi beban hati rasa bersalah

Peminangan dilakukan oleh kerabat istana Sang Penguasa Negeri
Diterimanya oleh Sang Putri Cantik, dengan menyembunyikan sakit hati dan dendam kesumat berapi-api
Prasyarat dilontarkan Sang Putri, dengan membuat 1000 Arca, sebelum subuh dituntaskannya
Tanpa sekat waktu, prasyarat Sang Putri, dikabulkan Sang Penguasa Negeri menerima dengan bahagia hati

Sang Penguasa Negeri berbahagia, atas permintaan Sang Putri Cantik
Tidak tersirat di aura Sang Putri, tersembunyi dendam kesumat
Tak terbaca Sang Putri sangat cerdas, cerdik dan menyukai membaca buku-buku strategi perang yang menjadi kesenangannya
Akan diperdaya Sang Penguasa, yang telah membunuh Ayahandanya

Dengan kesaktian yang luar biasa, Sang Penguasa Negeri jajahan menjalankan prasyarat Sang Putri idamannya
Dengan bantuan Bangsa Jin, 1000 Arca waktu semalam akan dituntaskannya
Sang Putri dengan kecerdikannya menyiapkan, sebelum menjelang fajar dan ayam jantan berkokok
Dayang-dayang bersiap memukul lesung, dan membakar jerami api berkobar-kobar

Sang Penguasa merasa lega hati, tinggal satu arca dituntaskannya
Kebahagiaan terpancar diaura wajah rupawan Sang Penguasa Negeri
Tak disangka diufuk timur terdengar lengkingan lesung berbunyi, sinar menyala, dan ayam jantan berkokok bersautan
Seribu Arca tidak terpenuhi, kegagalan kesedihan tersirat diaura wajah Sang Penguasa Negeri

Terbesit di hati Sang Penguasa dengan kesaktiannya, Bantuan Bangsa Jin tidak akan tidak terpenuhi
Diperintahkan telik sandi menyelidiki, ternyata kecurangan dilakukan Sang Putri idamannya
Kejengkelan Sang Penguasa Perjaka, memuncak tak terkendalikan jati diri
Didatangi oleh Sang Penguasa Negeri, dengan sabdanya Sang Putri Istana dijadikan Arca sebagai penggantinya.

Isak tangisan dayang-dayang membahana seluruh jagad Negeri
Yang menjadi junjungannya, dirawatnya menjadi sebuah Arca batu
Sang Penguasa Perjaka negeri, mengangkat Arca calon permaisuri yang menipu dan memperdayai
Diletakkan pada posisi, tinggal satu arca sebagai akhir 1000 Arca, prasyarat calon permaisuri pujaan hati.

Trawas, 14 Oktober 2021
Lereng Gunung Penanggungan

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This