Rimba belantara tampak jelas dipandang kasat netra. Batang, ranting dan dedaunan diam, tenang ada pula yang tergontai terhembus angin pagi. Sejauh mata memandang di atas lembah berbukit terhampar segala jenis pepohonan, walaupun hanya satu yang diketahui, masih banyak pepohonan lainnya tumbuh dengan subur. Awan putih, kelabu membentang di sisi bagian atasnya, tak bergerak seraya seorang pertapa manembah Sang Pencipta.
Dua pupil bola mata bukanlah mengelabui apa yang dipandang, itulah adanya jagad awang-awang setiap saat berganti cuaca, kadang terang, gelap dan lebih-lebih menakutkan. Bukan pula semesta raya membohongi yang berpijak di lapisan bumi, kesemuanya apa adanya yang terhampar dihadapan nan jelas.
Alam semesta raya tiada kehendak membuat kehancuran, kerusakan oleh karena sudah tertata dipersiapkan dengan segala yang ada, berlebih-lebih dan tidak meminta belas kasih. Keindahan dipersembahkan dengan kebahagiaan, seraya disuguhkan oleh dua puluh delapan ruas jari jemari tangan tanpa beban.
Pada kurunnya waktu cukup panjang mengalami perubahan yang dipijaknya, mengikuti perkembangan keadaan pada setiap dekade dan jaman. Janji yang dipercayakan dengan kejujuran sungguh amat berat, jika tulus dijalankan menyertai keselamatan.
Seiring berjalannya waktu pergeseran menimbulkan, memicu kemerdekaan hati terkoyak-koyak dengan ulah yang tidak sepatutnya terjadi. Tidak hanya tergiring dari penginjak lainnya, juga yang dipijaknya menjadi ladang perebutan. Perebutan sah maupun tidak patut menjadi pembenar penguasaan atas kuasa sementara.
Pengelabuan bermuara seraya aliran air tiada terhenti, entah dari teringan sampai terberat dengan berbagai percikan hingga gelombang menggulung terpecah belah. Terbawalah angin digaungkan di jagad jumantara, tangisan tidak hanya cucuran air mata, rintihan hati seakan tersayat-sayat dibelah pedang tajam.
*
Keaslian mayapada terhampar, seraya surga di dunia
Terhiasi berbagai pepohonan, Puspa berbagai rupa
Tak terhitung macam, jenis, berada tiada terhingga
Dipersembahkan, disuguhkan, diperjanjikan sepanjang masa
Tiada pengelabuan atas kehendakNya, tercipta tanpa ujung dan pangkalnya
Dipandang kasat mata, jelas nyata tidak bayang-bayang
Semesta raya tak terjangkau, dijelajah sampai berganti peradaban
Secerdas penginjak yang dicipta, tak akan mengungguli Sang Penguasa Semesta
Kurun masa lalu, hanya bayang-bayang tak tersentuh
Terlewati waktu tiada terhingga, seruas jari hanya dirasakan
Pergeseran pemikiran terarah pengelabuan, menguasai berbagai cara
Mudah meraih tanpa beban, penguasa sebagai tonggaknya
Kurunnya waktu penggerogotan, menggelora tanpa jedah
Tak peduli perebutan dilakukan, setiap sudut tergenggam
Tak terasa titik utama, tengah dan terbawah tinggal nama
Pengelabuan samar digaungkan, semakin terjepit tertindas selamanya
Surabaya, 31 Mei 2023
Yudi Ento Handoyo
0 Comments