Kita tentu sudah banyak mendengar kalau pekerja migran Indonesia banyak yang menjadi korban penipuan. Setelah kasus agen penyalur abal-abal semakin jarang, kini pekerja migran banyak alami penipuan di era digital.
Oleh karena itu, mari kita pelajari modus penipuan apa saja yang mengintai para pekerja migran Indonesia.
Kenapa Pekerja Migran Indonesia Menjadi Target Para Penipu?
Berdasar sumber informasi yang kami dapatkan dari seseorang PT. Crystal Biru Meuligo yang merupakan perusahaan penyalur pekerja migran Indonesia resmi, seorang pekerja migran dalam kurun waktu 2 hingga 3 tahun umumnya mengumpulkan uang sekurangnya Rp. 200 juta.
Dengan besaran jumlah tersebut, tentu seseorang yang malas dan hatinya dipenuhi rasa iri dengki akan berselera melihat jumlah tersebut.
Masalahnya, banyak pekerja migran Indonesia yang hadir di media sosial seperti facebook, twitter, IG, dan TikTok.
Media sosial memberikan peluang bagi seseorang yang ingin mengambil uang para pekerjan migran Indonesia (PMI). Sudah banyak kejadian yang bisa kita temukan di media sosial untuk kasus penipuan terhadap para pekerja migran.
Apa yang penting dalam hal ini adalah dengan mengetahui bagaimana para penipu tersebut melancarkan modusnya di media sosial.
Beberapa Modus Penipuan yang Dilancarkan ke Pekerja Migran via Jejaring Sosial
Pekerja migran harus berhati-hati dan waspada terhadap modus penipuan seperti ini agar tidak menjadi korban. Jika sudah terjadi, mereka harus segera melaporkan ke pihak berwenang.
Berikut ini beberapa modus penipuan yang dilancarkan ke pekerja migran melalui jejaring sosial.
Modus Arisan Online
Arisan online diawali dengan membayar sejumlah uang sebagai modal untuk menjadi anggota dan kemudian mengajak orang lain untuk bergabung.
Pada kenyataannya, modus arisan online ini sebenarnya adalah skema ponzi yang ilegal dan dapat merugikan banyak orang.
Karena tidak ada kegiatan yang dilakukan selain menarik anggota baru dan memberikan hadiah, arisan online hanya akan bertahan sampai tidak ada lagi anggota baru yang bergabung.
Saat itu, para anggota yang bergabung terakhir akan kehilangan uang yang mereka investasikan dan para pelaku di belakangnya akan menghilang tanpa jejak.
Oleh karena itu, para pekerja migran harus selalu waspada terhadap modus arisan online dan tidak tergoda oleh iming-iming hadiah atau keuntungan berlipat ganda.
Modus SOCENG (Social Engineering)
Ini merupakan salah satu modus di media sosial yang kerap mengintai para pekerja migran, seperti:
- Modus pura-pura ingin menikahi. Pekerja migran akan mereka dekati melalui akun media sosial, setelah dekat akan mereka pacari hingga nyatakan niat ingin menikahi. Akan tetapi pada perjalanannya, kerap si Pria akan meminta isikan pulsa, minta uang untuk berobat, dan bahkan hingga berikan ide investasi seperti ternak ayam dan sebagainya. Pada kenyataannya, semuanya hanya modus penipuan dan timbulkan kerugian ke korban.
- Phishing. Penipu akan mengirim pesan atau email palsu yang menyerupai pesan resmi dari bank atau pemerintah untuk meminta informasi pribadi atau login ke akun online. Mereka kemudian akan menggunakan informasi tersebut untuk mencuri identitas atau uang dari pekerja migran.
- Pura-pura berteman. Ini banyak sekali terjadi. Awalnya biasa saja, setelah sudah dekat dalam waktu beberapa bulan, para penipu ini akan meminjam uang ke para pekerja migran dengan alasan yang mendesak dan sulit untuk ditolak.
Modus soceng ini yang paling banyak ragamnya. Bahkan ada akun-akun sosmed penipu yang berpura-pura sebagai pembela hak buruh migran, akan tetapi nyatanya mereka hanya ingin menghimpun dana para pekerja migran.
Bahkan, tidak jarang para penipu tersebut memfitnah perusahaan pekerja migran yang berikan edukasi mengenai masalah penipuan yang mengintai para pekerja migran Indonesia.
Oleh karenanya, para pekerja migran sebisa mungkin mengamankan uang hasil jerih payah mereka agar tidak menjadi korban penipuan di media sosial.
Modus Penjualan Produk Palsu
Penipu akan menawarkan produk palsu seperti gadget, kosmetik, atau fashion dengan harga murah. Setelah menerima pembayaran, mereka akan menghilang tanpa mengirimkan barang yang dipesan.
Para pekerja migran jangan pernah tergiur untuk belanja melalui sosmed, di tiktok sekalipun. Cukup belanja melalui marketplace online yang sudah tepercaya.
Modus Investasi Palsu
Penipu akan meminta pekerja migran untuk berinvestasi dalam bisnis palsu dengan iming-iming keuntungan besar dalam waktu singkat. Mereka akan meminta transfer uang sebagai modal investasi dan kemudian menghilang dengan uang tersebut.
Perlu kita ingat bahwa tidak ada penghasilan yang bisa kita dapatkan tanpa bekerja keras. Oleh karena itu, para pekerja migran sebaiknya hindari tawaran investasi dalam bentuk apapun.
Namun, ini akan menjadi sulit ketika korban sudah merasa nyaman dengan penipu. Perlu kita akui, bekerja diluar negeri dapat timbulkan rasa kesepian. Akan tetapi, ini bukan menjadi alasan untuk membuat kita lemah tak berdaya dalam menghadapi modus para penipu.
Kesimpulan
Modus-modus penipuan yang sering dilakukan terhadap pekerja migran Indonesia melalui jejaring sosial dapat mengakibatkan kerugian finansial yang besar.
Oleh karena itu, para pekerja migran harus selalu waspada dan meningkatkan literasi digital untuk menghindari modus penipuan ini.
Memang masalah emosi dan perasaan menjadi salah satu penyebab terjadinya penipuan yang dilancarkan kepada para pekerja migran Indonesia.
Namun, yakinlah bahwa Anda dapat mencegah penipuan dengan memahami modus-modus tersebut diatas.
PT. Crystal Biru Meuligo dapat bekerjasama dengan Tinta Emas dalam meningkatkan literasi digital para pekerja migran Indonesia.
Dengan serangkaian program, bukan hanya dapat menghindari penipuan saja, akan tetapi para pekerja migran dapat menulis buku menceritakan kisah mereka dan menjadi bacaan yang menarik serta memberikan edukasi.
Pemerintah dan lembaga terkait juga harus aktif dalam memberikan informasi dan edukasi kepada para pekerja migran tentang modus penipuan yang ada dan bagaimana cara untuk menghindarinya.
Dengan meningkatkan kesadaran dan edukasi literasi, diharapkan para pekerja migran dapat menghindari modus penipuan dan mendapatkan perlindungan yang memadai.
0 Comments