Pasar Dayeuhluhur adalah pasar tradisional yang berlokasi di Desa Dayeuhluhur, Cilacap Jawa Tengah. Satu-satunya pasar yang ada di desa itu. Setiap hari, warga dari hulu ke hilir mulai berdatangan sejak pagi buta. Di antara mereka ada pedagang yang mulai menghamparkan barang dagangannya untuk diperjual belikan dan tak jarang ada yang menawarkan jasa. Seperti jasa pengangkut barang, tukang sol sepatu, service jam dan masih banyak lagi.
Aku mulai menyusuri setiap Lorong pasar Dayeuhluhur, di lorong pertama aku menemukan banyak sayur mayur dan buah-buahan yang terlihat masih segar seperti baru dipetik. Aku pun membeli sebungkus sayur dan sekilo buah jeruk untuk kusajikan di rumah. Di baris selanjutnya terdapat lauk pauk yang terbungkus koran dan daging-daging tergantung yang masih berlumuran darah. Karena tidak tahan akan baunya kakiku terus berlanjut berjalan sembari menahan nafas semampuku.
Ramah tamahnya penjual di pasar ini sangat memikat hati pembeli bahkan sampai tidak tega untuk melakukan tawar menawar. Ada perjuangan yang dilalui untuk berbelanja di sini; berdesakan dengan para pengunjung, menginjakkan tanah basah yang membuat sandalku menjadi berat, bau semerbak khas pasaran berbagi aroma daging, lauk pauk, bau busuk sampah yang berserakan yang terhirup bercampur menjadi satu dengan lalat-lalat nakal yang melintas dan hinggap di badanku yang entah datangnya darimana.
Pasar tradisional memang tidak senyaman dan se-elit pusat perbelanjaan lainnya, bahkan tempatnya pun sangat berpotensi banjir jika hujan deras tiba. Namun pasar Dayeuhluhur ini berisikan para pedagang yang ingin mencukupi kebutuhannya sehari-hari melalui dagangan dan jasa yang mereka tawarkan, demi untuk menghidupi keluarganya dan menjadi ladang mencari nafkah di setiap harinya. Maka datanglah berkah bagi kita yang melariskan dagangan mereka.
Setelah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan namun membahagiakan ini nampaknya aku perlu mengatasi rasa haus dan lapar yang mengganggu.
Akhirnya aku menemukan “Bakso Legend” yang terletak di dekat pintu masuk Pasar Dayeuhuhur, aku memesan satu mangkuk bakso beserta air putih dingin untuk mengatasi dahaga. Di samping warung bakso ini aku menemukan es cendol yang sangat menggoda lidah untuk menyantapnya. Akhirnya aku memesan satu porsi untuk makan di tempat. Rasa Lelah ini terbayarkan dengan semangkok bakso dan satu porsi es condol yang memanjakan perut dan lidah. Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi, saatnya aku pulang ke rumah dan meninggalkan pasar yang penuh cerita di hari ini.
0 Comments