Pasar Barang Antik Jalan Surabaya Riwayatmu Kini

Dec 17, 2021 | Ragam

Banyak pasar lama yang dapat kita jadikan destinasi wisata di ibukota RI ini. Bagi penyuka atau pun kolektor barang antik kiranya dapat mendatangi salah satu pasar barang antik di jalan Surabaya, Kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Pasar yang dikelola oleh Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini bisa dijadikan salah satu destinasi wisata belanja saat berkunjung ke Jakarta.

Saya pun begitu beberapa kali berwisata ke tempat ini. Walaupun bukan seorang kolektor barang antik tetapi saya menyukai barang-barang antik yang dipajang di ratusan kios yang berjajar sepanjang Jl. Surabaya ini. Saat pertama pindah ke Jakarta sekitar tahun 2001 di tempat ini saya pernah membeli beberapa hiasan dinding unik khas negeri Tiongkok dan beberapa patung bebek kayu untuk hiasan meja di sudut ruang tamu. Harganya pun cukup terjangkau, barang-barang yang saya beli hanya berkisar puluhan hingga ratusan ribu Rupiah. Pada kunjungan berikutnya tahun 2009 sengaja saya membeli tas koper unik yang permukaannya dilapisi kain batik Solo. Cukup terjangkau pula harganya yakni sekitar 500 ribu Rupiah.

Hari ini ntuk kesekian kalinya saya berwisata ke pasar barang antik setelah tidak lagi tinggal di Jakarta dan ternyata pasar barang antik jalan Surabaya ini belum banyak berubah. Sederet kios berukuran 2 meter x 2,5 meter hingga 3 meter berjejer rapi di sepanjang jalan di daerah elit Kawasan Menteng ini. Berbagai barang antik seperti wayang, lukisan, buku terbitan lama, kamera, pemutar musik, gramofon, senjata, telepon, perlengkapan perang kuno, manik-manik, lampu dinding, hingga pajangan-pajangan antik lainnya tertata rapi memenuhi setiap kiosnya. Harganya pun beraneka mulai dari puluhan ribu hingga belasan juta Rupiah. Barangkali memang cocok bila tempat ini menjadi surga bagi pecinta barang antik.

Awalnya pada 1969, pedagang di pasar barang antik ini hanya menggelar lapak tanpa atap. Waktu itu mereka masih memakai peti-peti untuk menyimpan barang jualannya yang dititipkan di rumah-rumah sekitar situ jika lapak telah tutup. Walaupun masih bentuk lapak-lapak namun sudah mulai ramai dikunjungi orang. Kemudian lapak-lapak tersebut mulai dibuatkan tenda berkerangka besi saat diresmikan oleh Gubernur DKI Ali Sadikin pada 1974. Hingga akhirnya, pada 1985 barulah ditata kembali menjadi permanen dengan keseluruhan kios 202 buah.

Meski kios-kios yang didirikan tampak sederhana, namun menurut salah seorang pemilik kios yang telah berjualan di situ sejak tahun 70-an pasar barang antik ini cukup terkenal. Bahkan katanya Presiden Amerika Bill Clinton sempat menngunjungi pasar ini saat mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non-blok yang pada 1992 digelar di Jakarta.

Sejak itu pasar barang antik jalan Surabaya ini semakin ramai dikunjungi, terutama turis asing yang mencapai 60% dari total pengunjung seluruhnya. Pengunjung yang datang bisa 4 hingga 5 bus setiap kunjungannya. Penjual pun sibuk mengantarkan barang-barang pesanan ke hotel-hotel tempat turis menginap.

Namun sekarang pasar barang antik ini tampak lengang dari pengunjung tak lagi ada bus-bus wisata yang terparkir di situ, para penjual pun tampak santai mengobrol dengan sesama pedagang lainnya bahkan di antaranya ada yang tengah asyik menikmati sate padang keliling di sekitar situ. Hanya sedikit turis asing maupun lokal yang lalu-lalang keluar- masuk kios.

Menurut salah seorang pemilik kios, kondisi pasar antik jalan Surabaya ini semakin lama memang semakin sepi terutama dari pengunjung asing. Sepinya pengunjung awalnya dipicu oleh kejadian bom di Hotel JW Marriot pada 2003 lalu. Ditambah lagi serangkaian peristiwa bom Bali pada 2002 dan 2005. Kemudian terakhir bom Thamrin 2016 yang semakin membuat sepi para turis datang ke Jalan Surabaya.

Kini ditambah lagi dengan kondisi pandemik Covid 19 yang entah kapan akan berakhirnya, sehingga orang-orang pun sangat berhati-hati untuk datang ke sini terutama para turis asing tak lagi sebebas dulu bepergian ke negeri kita. Salah satu cara agar mereka tetap bertahan yakni dengan berjualan melalui situs online sehingga pencinta dan kolektor barang antik pun tidak mesti datang langsung ke tempat ini.

Baca Juga

0 Comments

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This