Pahlawan Penolong Tanpa Kepalsuan

by | Nov 6, 2021 | Pojok

Menjadi “Pahlawan” sepertinya luar biasa sekali, hingga banyak yang berebut untuk diakui sebagai pahlawan dan bahkan terjebak dengan semua ini. Pahlawan dalam arti sesungguhnya memang luar biasa, patut dihormati dan dihargai. “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” tentunya berbeda dengan “Sok Pahlawan” atau “Pahlawan Kesiangan”. Lantas apa dan siapa Pahlawan itu?!

Dalam kehidupan sehari-hari banyak yang tidak sadar bahwa dunia ini penuh dengan tipuan. Tidak sedikit yang mengumbar cerita sedih, berlagak seolah korban, paling menderita dan lalu ada “Pahlawan” yang mencoba menolong dan membantu. Sayangnya, bukan demikian akhir kisah, justru malah pahlawan ini terjebak dan tertipu, bahkan tak sedikit yang sudah ‘terlalu jauh” hingga terlambat menyadari dan sulit melepaskan diri.
Dalam kisah asmara “cinta-cintaan” bukan cinta sesungguhnya, ini menjadi “modus” yang merusak. Perempuan dengan isak tangis, curhat sana sini, lalu ditanggapi oleh lelaki yang “sok pahlawan” atau memang bodoh saja, dan akhirnya terjadi kisah seru. Jarang yang berakhir bahagia, kebanyakan berakhir dengan marah, malu, benci, dan dendam. Antara cinta dan nafsu memang sulit dibedakan, hanya yang jujur dan ikhlas berani untuk tetap berpegang teguh pada kebenaran sejati tanpa banyak alasan.

Tidak sedikit juga yang berkoar-koar sedemikian dahsyatnya seolah sudah paling baik dan peduli, berjuang bagi bangsa negara, atas nama kebenaran pula. Ujungnya cuma mencari “makan”, jabatan, dan kesenangan semata. Mereka bahkan berani “mengkultuskan diri” secara tidak langsung dan “dikultuskan” oleh mereka yang “matanya tertutup”. Pahlawan pejuang pembual yang menjual bualan cocok memang dengan manusia penonton yang keledainya tidak berbeda.

Di sisi lain, melihat banyak sekali pahlawan yang sesungguhnya, yang sudah berperang dan berhadapan dengan musuh tanpa pamrih, justru malah seolah tidak berarti dan disia-siakan. Bukannya dihormati dan dihargai, malah masih juga dijadikan “objek” dan dirampas hak-haknya. Kebenaran dan fakta sejarah dibolak balik untuk kepentingan, para pelaku sejarah yang merupakan pahlawan ini, tidak didengar dan bahkan terbungkam.

Guru sejati yang disebut sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” juga seperti dihilangkan atau kehilangan marwah. Mereka yang benar guru sejati, dikalahkan oleh kepentingan industri pendidikan, politik, dan mereka yang hanya sekedar mencari nafkah dengan profesi guru. Buruh pendidikan tanpa pengabdian, tanpa kesabaran dan keikhlasan merajalela. Siswa dan orang tua pun sudah banyak yang tidak memiliki rasa hormat, adab, dan etika. “Sudah bayar”, maka bisa seenaknya dan tidak tahu malu.

Lantas, apa dan siapa sebenarnya pahlawan? Tidak perlu membuka kamus dan mengutip kata-kata orang hebat untuk bisa mendefinisikannya jika punya hati dan nalar yang cukup digunakan sebagai hormat dan sujud kepada Yang Maha Kuasa. Tidak perlu sekolah tinggi untuk memiliki ilmu dalam rasa dan menjadi benar berilmu.

Pahlawan sesungguhnya melebihi kata, tidak perlu pengakuan, tidak perlu puja-puji, apalagi keinginan untuk merasa sudah menjadi pahlawan. Apa yang dilakukan pahlawan adalah naluri berkah kesempurnaan rahmat Yang Maha Kuasa, sebagai manusia yang mampu menempatkan kepentingan orang lain dan banyak di atas kepentingan dirinya sendiri dan keluarga. Siapapun bisa menjadi pahlawan, bila mengerti apa dan siapa dirinya di hadapan Allah. Bukan hanya sekedar bicara tapi dalam berpikir dan berbuat.

Sebaik-baiknya penolong, hanya Allah yang terbaik. Pahlawan yang sesungguhnya dan yang paling pantas dipuji. Semua tentang Allah adalah kebenaran, bukan kepalsuan dunia.

Selamat Hari Pahlawan 10 November 2021.

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This