Jancuk! Kami harus mundur beberapa pos lagi. Inggris dan Gurkha begitu edan. Makan apa mereka itu Caak… Apa karena mereka yakin punya senjata lebih.
Apa mereka punya montor mabur dan kapal laut. Apa karena mortir, LE dan Owen mereka gak ada habisnya?
Ojok seneng dulu kalian Cuuk !
Wis kadung ini. Harus dipertahankan Soerabaja ini! Bung Tomo sudah takbir menggelar di Radio. Brigjen Mallaby jenderal sombong itu wis matek!
Kemarin, di lapangan udara Morokembang, pesawat Brigjen Symonds kena tembak oleh cak Goemoen.
Dia mati bersama Letnan penerbang Inggris, Caak. Rasakno koen…
Bayangno caaak. Dalam satu front, hanya di Soerabaja ini. Dua Jenderal Inggris sebagai kawanan pemenang perang, matek.
Kami pejuang yang baru belajar menembak.
Arek-arek Soerabaja tidak kenal mundur.
Kami hanya ikut Gubernur Soerjo.
Kami di belakang Soekarno-Hatta.
Kami terbakar orasi Bung Tomo.
Kolonel Soedirman dan Jenderal Oerip panglima kami.
Zonder yang lain.
Semua ini Cak. Cuma untuk Proklamasi kemarin. Bangsa ini baru merdeka. Negara ini baru lahir. Di atas kalangan darah, airmata dan semua milik leluhur kami. Berani-beraninya mereka mengancam kami. Mereka ingin menginjak kami.
Mundur ae, koen Sekutu
Dua jenderalmu sudah matek! Mau berapa lagi kalian kami permalukan?
Kami mati esa hilang dua terbilang. Gugur satu tumbuh seribu.
Kami arek arek Soerabaja.
Malang malang putung.
Rawe rawe rantas. Jer basuki mawa beya.
Tidak ragu berkalang tanah.
Merdeka !!!
Yogyakarta, 12 Agustus 2021
0 Comments