Oleh : Yudha Geminz FA21
Hidup di ruang publik tentu terikat oleh norma dengan aneka akurasi dan tingkat relevansinya. Ada produk norma yang relevansinya tepat sehingga boleh disebut berkualifikasi emas. Lalu Ada juga yang perak dan perunggu. Demikian level atau tingkatan sistem medali dalam tradisi di dunia olah raga, kita pinjam sebagai analogi mengenai aneka kualifikasi norma tersebut.
Banyak sebenarnya norma-norma yang berkualifikasi perunggu namun tampak sebagai emas. Apa hendak mau dikata, hidup ini memang di alam yang heterogen dengan aneka tingkat pemahaman dalam mencerna segala sesuatu. Kadang yang akurat bacaannya terkalahkan oleh konsensus publik dan hegemoni kekuatan politik. Sehingga, dipaksa ikut-ikutan memberi nilai 100 atau emas kepada yang sebenarnya berkualifikasi perunggu, bahkan di bawah perunggu.
Tetapi, tradisi dan peradaban manusia sebagai makhluk yang berakal akan terus mengembangkan norma-norma peri kehidupannya semakin ideal dan berakal sehat. Sehingga, kebenaran cepat atau lambat akan muncul dan tampil mengoreksi kesalahan-kesalahan yang mapan sekian lama.
Fatwa filsuf abad 21.
25 November 2022
19.23
0 Comments