Modal Utama dan Terakhir “Membaca, Menulis”

Aug 9, 2021 | Tajuk

Visits: 0

Menghadapi perkembangan situasi secara Global yang sangat cepat, bagaikan putaran angin tidak akan berhenti, seperti halnya isi otak kepala berbagai macam berhamburan keinginan dan sebagainya.

Sebagaimana halnya tinjauan pada saat ini dua tahun berjalan wabah penyakit pandemi covid-19 menerpa seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia, ini fakta aktual secara riil, berapa yang mengalami opname, sembuh dan meninggal, berapa yang terpapar baru sunggulah luar biasa.

Disisi lain, dampak dari pandemi covid-19 begitu sangat besar mempengaruhi semua lini kehidupan masyarakat saat ini, dari sirkulasi setiap aspek permasalahan maka kegiatan ‘Membaca dan Menulis” menjadi modal yang sangat mahal.

Dari semua perjalanan dalam setiap masanya “Membaca dan Menulis” merupakan “Modal utama dan Terakhir”. Tidak dapat dipungkiri karena manusia tidak menjadi bodoh dan buta. Dari “Membaca dan Menulislah”, manusia akan mengerti, memahani arti dan makna yang paling mendasar dan membahagiakan sepanjang masa, sehingga manusia dapat berkiprah dalam semua aktifitasnya secara luas berbagai tingkatan. Mempunyai nilai Adab, Etika, Kualitas dan Kelas yang tinggi.

Oleh karena itulah “Tintaemas.Co.id,” berdiri sebagai media online, namun tidak sama orientasinya dengan media mainstream lainnya. Oleh karenanya semangat yang dibangun, diwujudkan tentulah diimplementasikan pada suatu aktifitas yang berbeda. Cara bertindaknya walaupun sama sebutannya sebagai Jurnalis, namun bukan “jurnalis” tetapi “Penulis”. Karena disinilah bagaimana para pengemban di tintaemas.co.id, membangun, mengembangkan daya pikir-daya nalar, daya kreatif, daya inovatif, daya imajinatif, daya Instituitif untuk mempatrikan jatidiri, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam mensyukuri nikmat dan hidayah yang diberikan kepada ummatNya.

“Tinta emas negeri”, mempatrikan fondasi dan membuat kerangka sebagaimana visi dan misi, serta tujuan ke masa depan dalam mengisi kemerdekaan yang hakiki. Kemerdekaan pikiran dan hati sebagai keseimbangan, keselarasan dalam mewujudkan sebuah karya tulisan anak negeri yang terlahir dari dirinya sendiri dalam bentuk tulisan Essai, Opini, Prosa, Puisi, Cerpen, tunas muda, wisata, UMKM, dan lain-lain. Itu semua dimaksud untuk menggugah jiwa raganya berbuat dari pondasi “Membaca dan Menulis” sejak dini serta mampu, terampil mewujudkan karya tulis sehingga memiliki kekuatan dalam membangun persatuan dan kesatuan lewat bahasa, sebagaimana dikumandangkan dari lahirnya sumpah pemuda 28 Oktober 1928.

“Tinta emas negeri”, terlahir dengan visi dan misi, Logo serta motto atas kehendak Allah SWT, sebagai sumbangsih pemikiran, tenaga dan seutuhnya jiwa raga dalam mengisi kemerdekaan seutuhnya bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta. Tujuan bagaimana mengisi berbagai program untuk mengajak anak negeri melekatkan dan memberdayakan, membangun diawali diri sendiri serta memperkuat stimulus dalam mencintai bumi pertiwi yang diperjuangkan atas tetesan darah yang tidak terhingga dari masa ke masa oleh para pendahulu. Sehingga sangat patut dihormati, dijunjung setinggi-tingginya sebagai patokan tonggak sejarah yang harus diperjuangkan dan dirawat oleh generasi berikutnya.

“Tinta Emas Negeri” berharap dan mengajak lapisan rakyat dari berbagai kalangan untuk menggugah kembali agar tidak kehilangan jatidiri sebagai anak bangsa, dan membangun jati diri secara sadar, tidak berpikir diri sendiri dan bersifat instan. Namun bagaimana menegakkan jati diri seutuhnya, bagaimana mendobrak kekerdilan yang direkayasa yang dapat merusak dan menghancurkan anak bangsa sehingga sendi-sendi jatidiri bangsa dapat terbelah, tercabik-cabik dan tentunya mudah dimanfaatkan, dikendalikan, dikuasai yang tidak berhak.

“Tinta Emas Negeri”, menempuh jalan mengobarkan, menggelorakan, membumikan semangat melalui bahasa, yakni bahasa persatuan dan kesatuan dari ujung timur sampai ujung barat sebagai tali yang mengikat satu sama lainnya. Belajar “Membaca dan Menulis” yang diwujudkan melalui tulisan buah karya sendiri, original dan diwujudkan dalam bentuk “Buku”, karena semuanya tidak akan pernah padam sepanjang masa. Sebagaimana mempertahankan kemerdekaan yang hakiki, merawatnya demi bangsa dan negeri serta mampu memakmurkan rakyatnya agar dapat tersenyum..

27 Juli 2021
Yudi E Hamdoyo.

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This