Jangan letih untuk teriak sampai suaramu serak.
Jangan juga sampai bosan untuk menyuarakan kegetiran hatimu. Mereka para intelektual, guru besar, kaum cendikiawan dan para penghamba kekuasaan sedang membungkam, atau ternina-bobokan oleh limpahan privilege. Hari-hari mereka bersiul sambil berdendang kecil. Mereka “puas” untuk mereka sendiri. Tak perduli sekitar. Memang…! Mereka kebanyakan cari “aman”. Nir keberanian, apalagi perlawanan.
Kita bukan menyuarakan kebencian. Kita juga bukan mengedepankan kesyirikan, apalagi iri dan dengki. Kita menyuarakan derita mayoritas jutaan rakyat yang terhimpit dan tertekan, namun mereka tak sanggup mengungkapkannya. Mereka gemetar oleh intimidasi. Mereka rapuh. Lalu akhirnya ikut manggut-manggut, kendati nuraninya menolak keras. Celakanya, mereka dilarang menyampaikan aspirasinya. Dan, yang melarangnya justru katanya pengayom aspirasi.
Sungguh saya terharu hidup di negeri penuh kedengkian dan penjilatan.
Sukamenak, Medio September 2021
Malam sunyi dengan kegaduhan Nurani
0 Comments