Sejak saya menjadi wartawan dulu hingga saat ini sebagai pengkaji geopolitik, saya memiliki pedoman untuk mengkaji peristiwa. Biasanya saya berpedoman bahwa setiap peristiwa mengandung enam wajah. Yaitu, wajah biografis, wajah geografis, wajah sejarah, wajah interpretasi politik, wajah ekonomi, dan wajah keagamaan atau religiusitas.
Mungkin untuk mengurai para pemrakarsa pagelaran amal itu, cukup menelisik wajah biografis, geografis dan interpretasi politik. Wajah ekonomi dan keagamaan bisa kita abaikan.
Wajah biografis, berarti cukup menelisik rekam jejak atau track record-nya. Geografis, berkaitan dengan daerah asalnya, asal usul keluarganya, maupun jalinan perkawanannya satu daerah, yang akhirnya bersentuhan dengan orang-orang di pusat kekuasaan.
Wajah sejarah dan ekonomi tentunya jabaran lebih mendalam seturut penyingkapan wajah biografis dan wajah geografis dari suatu peristiwa.
Interpretasi politik, untuk menelisik motif-motif di permukaan maupun yang terselubung di balik suatu peristiwa. Menyingkap agenda di balik berita.
Terakhir wajah keagamaan atau religius sebagai pengaruh pembentuk peristiwa. Apakah pengaruh dimaksud adalah agama sebagai buah tafsir literal atau tekstual, ataukah pengaruh spiritual atau daya batin dalam menyingkap rahasia makna kitab suci.
Hal ini baru jelas manakala bertaut dengan wajah sejarah dan wajah geografis sebuah peristiwa.
Hendrajit
0 Comments