Mendefinisikan Kembali Musibah dan Bencana

Dec 10, 2021 | Opini

Dalam beberapa hari ini kembali terjadi bencana di negeri tercinta. Lagi dan lagi. Warga yang terdampak bencana sangat menderita. Harta dan saudara hilang. Beberapa jam paska bencana akan muncul angka-angka. Jumlah korban yang hilang, jumlah korban yang wafat, jumlah kerugian yang diderita, jumlah bantuan yang diberikan kepada warga. Semua berbentuk angka. Dengan memunculkan angka-angka secara resmi oleh penguasa, seolah-olah urusan selesai. Dan dalam beberapa hari kemudian informasi bencana akan hilang di media. Akan ada isu baru yang diangkat oleh media. Isu yang akan ramai di perbincangkan oleh masyarakat. Biasanya isu yang berhubungan dengan pro dan kontra dalam politik, dan isu yang berhubungan dengan agama. Kalau isu selebritis dan narkoba sepertinya tidak bertahan lama, dan peminatnya juga kurang. Dengan adanya isu-isu tersebut informasi bencana pun lenyap seketika dan bencana dianggap sebagai peristiwa biasa. Tidak ada koreksi tentang sebab akibat terjadinya bencana.

Mungkin ada yang bilang kalau dari dulu bencana itu sudah ada dan selalu terjadi. Dan beranggapan bahwa bencana ada masanya, bahkan mungkin ada yang berpendapat, kalau bencana itu merupakan siklus dan penyeimbang bumi. Atau pendapat-pendapat lain, yang intinya menganggap bencana itu sebuah kejadian yang wajar. Ada juga yang berpendapat bahwa bencana itu adalah ujian atau cobaan dari Allah. Ya itu terserah mereka yang mengeluarkan pendapat dengan keilmuan yang mereka miliki masing-masing.

Nah berbicara tentang ujian, apakah kita sadar itu ujian atau cobaan Allah?!

Menurut pemahaman saya, ujian atau cobaan itu teruntuk bagi individu, bisa terjadi pada siapa saja. Contohnya waktu sekolah kita selalu menghadapi ujian yang terlebih dahulu untuk naik kelas. Hasilnya ada yang bagus, pas-pasan bahkan ada yang gagal. Begitu juga dengan ujian dari Allah, lebih kepada person. Orang banyak harta tiba-tiba jatuh miskin, orang miskin tiba-tiba menjadi kaya, itu adalah ujian. Bagi mereka yang paham bahwa itu ujian mereka akan menjalani hidupnya dengan santai sesuai dengan perintah Allah. Menjalani ujian dengan senyum dan syukur. Dan membiarkan Allah yang akan menentukan lulus atau tidaknya.

Bagaimana pula dengan musibah atau bencana, apakah itu termasuk ujian?!

Menurut saya musibah atau bencana bukanlah ujian. Musibah atau bencana adalah azab bagi mereka yang melakukan dosa. Musibah atau bencana terjadi bukan untuk satu orang, tapi untuk banyak orang. Karena perbuatan buruk yang dilakukan lebih dominan daripada perbuatan baik, walau dalam wilayah tersebut ada alim ulama, tapi mereka cenderung membiarkan perbuatan buruk tersebut terjadi. Mungkin kita pernah mendengar ceramah Alm. Zainudin MZ, tentang kisah orang yang melarang orang lain untuk berhenti meminum minuman keras yang dilarang oleh agama. Orang yang dilarang menjawab bahwa dia membeli minuman pakai uang dia sendiri, yang mabuk dia, yang bakalan sakit dia juga. Tidak ada hubungannya dengan orang yang menasehati itu. Dengan tegas orang yang menasehati tadi menjawab kurang lebih begini, “Memang benar uang yang kamu pakai untuk membeli minuman itu uang kamu, yang mabuk kamu, yang sakit kamu. Tapi kalau Allah murka karena ulah kamu, maka kami semua yang ada disekitar kamu akan terkena imbasnya”.

Jadi membiarkan sesuatu yang dilarang Allah terus menerus terjadi, maka siap-siaplah akan terjadi musibah atau bencana. Dan masih banyak lagi dalam Al Quran dan Hadist yang mejelaskan tentang terjadinya musibah atau bencana ini. Apakah kita paham akan hal itu? Semoga kita termasuk orang-orang yang takut akan azab Allah.

Setiap kejadian ada hikmahnya, harus bijak dalam bersikap dan berfikir. Jangan hanya terbatas pada ilmu yang dipelajari. Tapi cobalah kaji sesuatu yang sebenarnya sudah ditetapkan oleh Allah. Sebab akibat selalu ada. Teringat kata Mariska Lubis tentang kondisi negeri sekarang. Tentang masyarakat yang banyak protes atas kebijakan pemerintah. Adanya pengelompokan yang mengakibatkan masyarakat terpecah belah. Waktu itu Mariska Lubis kurang lebih dengan singkat mengatakan, “Kenapa meyalahkan penguasa, sedangkan kebanyakan dari kita tidak pernah berkaca”. Perkataan yang singkat itu harusnya menampar semua orang yang mendengarkan. Tapi dengan dalih sebagai manusia yang lemah, tidak pernah memperhatikan dan berfikir untuk mengkajinya.

Jadi dalam setiap musibah atau bencana adalah akibat dari ulah manusia itu sendiri. Bukannya tidak respek dengan terjadinya musibah, tapi alangkah baiknya dengan adanya musibah, kita saling mengingatkan untuk koreksi diri. Tidak hanya sebatas turut berduka. Karena semua cobaan, ujian dan musibah itu adalah karena kehendak Allah.

Baca Juga

0 Comments

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This