Aku sedang berjalan menuju utara
Mencari jawaban atas rindu yang terpendam
Aku melaju menembus gugusan bintang
yang memberiku petunjuk asa
Bongkahan ingatan satu persatu meninggalkan jejak
Sebagai penunjuk arahku kembali ke rumah
Aku menengok ke arah barat
Di sana orang-orang ramai memperseterukan
siapa yang berhak menyampaikan rindu
Tiada satu orang pun yang mengalah
Perseteruan atas rindu yang tiada habisnya
Aku mendengar ledakan di arah timur
Di sana orang-orang ramai mengucapkan
rindu yang menggebu
Tiada satu pun yang menahan
untuk jujur atas rindunya
Aku kembali menapakkan kaki menuju utara
Masih mencari jawaban atas rindu yang terpendam
Aku memandang langit utara yang mencandu mata
Langit utara berbeda dengan langit barat
Berbeda dengan langit timur
Berbeda dengan langit selatan
Langit utara yang sangat anggun
membuat diriku terpaku dalam
balutan angkasa berwarna hijau muda
Warna yang menandakan kasih yang terjaga
“Langit utara semakin indah bila kau terus menyusurinya,
Mengingatkanku pada senyum miliknya,” gumamku.
Sambil berjalan aku tiada habis bermunajat
Untuk menemukan jawaban atas rindu yang lama terpendam
Di utara aku mencari jawaban
Atas rinduku kepadanya yang masih singgah di selatan
2021

Malang, September 2021