Semua hal di dunia selalu berubah sesuai waktunya. Pagi berubah siang, siang berubah sore, sore berubah malam, malam berubah dini hari, dini hari berubah pagi. Begitu selalu dan berulang. Sudah merupakan hukum alam.
Bumi mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi. Intinya mereka selalu bergerak pada porosnya masing-masing. Tidak terbayangkan bagaimana jika mereka berhenti bergerak.
Makhluk hidup sebagai bagian dari alam semesta juga sudah kodratnya untuk bergerak. Semua makhluk hidup bergerak kecuali makhluk hidup yang sedang sakit atau makhluk hidup yang sudah mati. Bergerak adalah bukanlah sekedar bergerak.
Bergerak di sini bukanlah bergerak di tempat, bergerak mundur atau bisa pula bergerak maju namun dengan arah yang salah. Bergerak di sini adalah bergerak maju dengan arah dan bimbingan yang benar dan dilengkapi dengan informasi yang benar pula.
Dalam dunia bisnis sudah banyak contoh di mana banyak perusahaan besar yang tumbang disebabkan bergerak ke arah yang salah. Sebaliknya, banyak juga perusahaan kecil yang berkembang dan meraih sukses karena arah yang benar.
Demikian pula dengan bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di mana UMKM sebaiknya juga berubah sesuai jaman jika ingin tetap bertahan dan berkembang.
Belajar dari contoh perusahaan besar dan kecil tersebut di atas maka sudah saatnya UMKM bergerak maju ke arah yang benar. Banyak UMKM yang tidak menguasai “bahasa-bisnis” yang semestinya baik lisan maupun tulisan sehingga sulit untuk bisa mendapatkan pembeli. Jika pun mendapatkan pembeli, UMKM tidak bisa maksimal performa dari potensi besar yang ada pada UMKM untuk bisa berekspansi.
Untuk UMKM yang sebenarnya sudah layak ekspor ke luar negeri juga mengalami kendala dimana banyak UMKM yang belum mengerti dengan proses ekspor. Sementara di lain sisi, banyak kebutuhan (peluang) akan produk-produk halal UMKM yang diminati di luar negeri.
Dalam kaitan ini Tinta Emas Negeri (TEN) mengamati pergerakan dan perilaku UMKM yang ada di Indonesia di mana umumnya UMKM ada kesulitan di permodalan untuk melakukan ekspor ke luar neger sehingga usaha UMKM sulit berkembang.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, Tinta Emas Negeri (TEN) berusaha memudahkan, memfasilitasi beberapa faktor tersebut di atas seperti:
Pertama, Pemasaran dalam dan luar negeri (tentunya khusus UMKM yang layak ekspor dengan modal minimal Rp. 200.000.000,-)
Kedua, Permodalan terkait
Ketiga, Bimbingan terkait
Di kemudian hari Tinta Emas Negeri (TEN) akan bekerja-sama dengan World Halal Trade Industry & Aliances (WITHA) yang akan menyelenggarakan acara 1000 UMKM bertemu langsung dengan Pembeli (Buyer), bekerja-sama dengan 150 Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsultat Jendral Republik Indonesia (KJRI).
WHITA saat ini juga sedang membuat koperasi syariah digital guna mendukung kegiatan ini sehingga UMKM bisa mendapatkan tambahan/suntikan modal. Diharapkan semua UMKM yang berpartisipasi akan segera berekspansi untuk pangsa-pasar dalam dan luar negeri.
Semua tentu kembali kepada masing-masing UMKM apakah akan memanfaatkan fasilitas ini dan berkembang atau sudah merasa cukup dengan keadaan sekarang.
Tubagus Yogi Suryaputra
Jakarta, 27 Juli 2021
0 Comments