Membangkitkan Kesadaran Geopolitik Rakyat

Nov 30, 2021 | Opini

Indonesia adalah intinya Asia Tengggara dan Barat Daya Pasifik, yang harus kita konsolidasi dan kembangkan. Halmahera Utara di sebelah Utara, berbatasan dengan Pulau Morotai dan Samudra Pasifik.
Maka itu, apa yang terjadi dalam dinamika internasional saat ini, Indonesia akan menjadi bagian yang terlibat baik secara pasif maupun aktif dalam kancah pergolakan di Asia, yang mana Indonesia merupakan intinya Asia Tengggara, dan Pasifik.

Di sinilah pentingnya berbagai elemen bangsa menyadari aktivitas ekonomi, politik dan strategi yang bertaut satu sama lain dan terintegrasi di kawasan Asia Timur (Jepang, Korea Selatan dan Utara, Taiwan), Asia Tengah, dan Asia Tenggara.

Masalah paling krusia sejak era penjajahan Belanda sampai sekarang, negara-negara Asia Tenggara tak terkecuali Indonesia, sangat rawan ditembus penentrasi kapitalisme berbasis korporasi oleh negara-negara Blok Barat maupun blok Timur seperti Jepang dan Cina. Bahkan jadi papan catur politik, ekonomi, dan militer internasional.

Yang harus kita cermati dengan penuh kepekaan dari dinamika global tersebut, sebagaimana prediksi Dr Sam Ratulangi sebelum meletusnya Perang Dunia II dan sesudahnya, yaitu adanya perubahan dari beberapa negara yang semula hanya sekadar faktor-faktor pasif dalam percaturan politik internasional, sontak kemudian berubah jadi faktor-faktor aktif dalam menentukan dinamika global.

Misalnya Jepang, yang sejak restorasi Meiji 1868 mengonsolidir kekuatannnya secara internal, pada abad ke-20 muncul sebagai kekuatan baru dan faktor aktif, terutama pada periode paska perang dunia I dan menjelang meletusnya perang dunia II.

Prediksi jitu Dr Ratulangi bahwa satu saat Cina yang semula hanya faktor pasif, pada masa sebelum meletusnya Perang Dunia II, kemudian bangkit sebagai kekuatan baru yang pro aktif sejak 1949. Bukan tidak mungkin akan muncul negara-begara baru sebagai faktor aktif yang bakal menentukan percaturan politik internasional pada abad 21 ini.

Adanya pergeseran negara-negara yang semula merupakan faktor pasif dalam dinamika percaturan politik internasional lalu menjelma jadi faktor aktif, Cina bukan satu-satunya. Indonesia, Filipina, Vietnam, Korea Selatan dan Utara, maupun negara-negara ASEAN, harusnya menyadarkan kita bahwa bangkitnya suatu negara dari keterpurukan, juga bersifat dinamis dan tidak statis. Artinya, bisa berubah dan arus balik.

Pelajaran geopolitik penting bagi kita sekarang adalah: Jika rakyat masih mengidap sifat-sifat pasif, miskin prakarsa, miskin kreativitas dan miskin inovasi, maka prediksi Dr Ratulangi pada 1927 lalu, masih relevan hingga kini: negeri kita akan jadi lahan paling subur bagi pertumbuhan kapitalisme dan imperialisme. Meskipun dalam skema penjajahan gaya baru.

Baca Juga

0 Comments

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This