Kupandang langit berharap nirwana,
Dengan tubuh yang masih tercengkeram angin dingin menjelang fajar,
Bagaimana cinta begitu mudah terucap sebatas kata?!
Tanah bertuah yang sudah terkoyak tetap dihina tanpa rasa.
Entah sudah berapa banyak air mata dan darah tertumpah,
Mataku sudah tak sanggup lagi terpejam,
Jiwa ragaku bertaburan bersama para pejuang di jalan Allah,
Di setiap hati yang bernyawa aku mendekap.
Matilah durjana berwajah daksa!
Teratai merah tetap tumbuh di aliran putihnya sungai Ilahi!
Mereka yang manis tak lagi duduk diam diperkosa jahanam,
Jiwa-jiwa itu sudah bangkit!!!
Aku di sini tak berharap cintamu,
Aku tegar berdiri dan tetap tersenyum,
Jalan yang kau pilih bukan jalanku,
Nasib kita ditentukan pilihan.
Kebenaran yang disembunyikan akan terkuak,
Semoga dirimu tak mati terbelalak!
0 Comments