Masa Depan Sepak Bola Indonesia

Nov 29, 2021 | Olahraga

Sepak bola selalu mengundang atensi masyarakat Indonesia. Antusiasme para suporter yang menonton tim dukungannya bertanding mesti diekspresikan melalui chant yang dinyanyikan guna menyulut semangat para pemain. Semangat fanatisme ini memberikan warna dalam gelaran liga sepak bola Indonesia. Lebih-lebih ketika tim nasional bermain mewakili negara di ajang internasional semua orang akan menanggalkan fanatisme klub daerah dan bersatu di bawah merah putih. Namun, apakah dengan fanatisme saja sepak bola kita bisa maju mudah begitu saja?

Banyak hal yang perlu dibenahi dalam sepak bola Indonesia. Mulai isu mengenai pembenahan liga hingga rekrutmen pemain tim nasional Indonesia saat ini menjadi hal yang hangat untuk diperbincangkan pecinta sepak bola Indonesia. Pasalnya banyak sekali permasalahan dalam sepak bola Indonesia seperti kasus mafia yang masih menjamur, pembenahan aturan liga, kinerja wasit yang kurang memuaskan, hingga naturalisasi pemain untuk tim nasional. Permasalahan yang begitu banyak ini perlu diperhatikan bersama oleh federasi sepak bola Indonesia alias PSSI.

Paham saya, PSSI harus fokus untuk membersihkan mafia sepak bola hingga ke akarnya sebab mafia merusak ekosistem olahraga yang sehat. Ibarat telur, permasalahan yang diselesaikan masih pada bagian kulitnya saja namun belum mencapai inti dari kuning telur itu sendiri. Mafia hadir karena ada permintaan dan pemenuhan yang mana permintaan untuk menang dan mendapat promosi melaju ke panggung liga yang lebih tinggi. Kemudian hal ini dipenuhi dengan melakukan ‘membayar’ para pemain untuk mengalah atau ‘membayar’ wasit untuk memberikan keuntungan bagi tim yang membutuhkan kemenangan. Bayang-bayang uang dari mafia ini banyak berputar di liga-liga kasta bawah Indonesia. Pasalnya bermain bola adalah pekerjaan, tentunya para pemain butuh uang. Hal ini menjadi celah untuk dimanfaatkan mafia.

Yang ingin saya usulkan adalah perlunya pembenahan dalam sistem liga di Indonesia guna meningkatkan level permainan sepak bola yang lebih baik. Unsur-unsur dalam liga seperti wasit, lapangan, perangkat lapangan, hingga investor perlu ditata kembali. Wasit liga Indonesia pasalnya perlu mendapat pelatihan lagi agar tidak membuat keputusan yang cukup krusial dan tidak adil. Di samping itu, pembenahan wasit diperlukan untuk penerapan VAR (Video Assistant Referee) yang membutuhkan wasit dengan standar FIFA.

Lantas bagaimana masa depan sepak bola Indonesia? Beruntungnya PSSI mau membuka peluang bagi pemain-pemain muda yang ingin melebarkan sayapnya ke luar negeri melalui program Garuda Select yang merupakan program kerja sama dengan Mola. Bagus Kahfi adalah salah satu pemain jebolan Garuda Select berhasil menginjakkan kakinya di Liga Belanda tepatnya dalam klub FC Utrecht. Hal ini merupakan investasi jangka panjang bagi sepak bola Indonesia. Tentu hal ini akan menguntungkan dalam hal peningkatan kualitas pemain tim nasional, di sisi lain pemain yang berhasil bermain di Eropa akan mendapat pengalaman dan membuka kran untuk mengimpor pemain Indonesia untuk bermain di luar Indonesia. Egy Maulana Vikri juga menjadi salah satu pemain yang sukses bermain di Eropa. Kini Egy bermain untuk FK Senica dan berhasil membuat gol debutnya untuk tim FK Senica kemarin (26/11/2021). Banyak lagi pemain yang bermain di luar Indonesia seperti Yanto Basna, Asnawi Bahar, Elkan Baggot, hingga Muhammad Iqbal. Pemain-pemain ini di masa yang akan datang tentu memberikan dampak yang besar dalam permainan tim nasional Indonesia.

Tidak berhenti pada impor pemain saja, tapi tim nasional juga bisa mendatangkan pemain-pemain keturunan yang berkesempatan untuk bermain di liga besar dunia. Shin Tae Yong sebagai pelatih tim nasional sekarang memperhatikan hal pemain keturunan ini sehingga memanggil nama-nama seperti Sandy Walsh, Jordi Amat, Kevin Diks, dan Mees Hilgers. Pemain yang besar lewat akademi bola luar negeri memiliki karakter bermain yang lebih kalem dan memiliki pengalaman yang lebih dalam memahami kultur sepak bola di luar Indonesia. Dapat dilihat penampilan Elkan Baggot saat melawan Afghanistan (16/11/2021) yang tenang menghadapi press dari lawan dan mampu membangun serangan dengan baik. Sehingga pada komposisi pemain, Shin Tae Yong ingin meracik kembali tatanan formasi tim menjelang Piala AFF yang berlangsung Desember mendatang.

Harapan masyarakat Indonesia selalu besar pada tim nasional Indonesia. Dalam perhelatan AFF pun tim nasional Indonesia dihantui oleh kutukan runner up, sehingga pada kesempatan ini masyarakat kembali membangun kepercayaan dengan pemanfaatan pemain-pemain yang berkualitas dari luar negeri dan dalam negeri yang diracik oleh pelatih Shin Tae Yong.

Baca Juga

0 Comments

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This