Kuberpijak pada alam belantara, sepertiga malam yang penuh hening
Jagad dalam yang tidak dikenal, sebagaimana yang ada saat ini
Ketenangan, kedamaian yang dapat dirasakan di kalbu
Sendiri tanpa ada yang lainnya, saat itulah menanti kedatangannya
Berdiri memandang sejauh mata menembus, aura berwibawa
Seisi diatasnya bumi tak bergerak, seraya bersujud, bertasbih kepadaNya
Tiada dersik berhembus, hampa namun berisi dan padat sekali
Warna kelabu di awang-awang atas dan seisinya, sampai titik bawah tiada warna lainnya
Takjub tiada tara, penyatuan melekat, tidak ada dinding pemisah
Keberadaannya satu jiwa, seutuhnya bagaikan kulit ari melekat pada dagingnya
Tak ada hembusan angin, keluar dari rongga badan wadaq
Yang dipandang seperti jiwanya, dirinya ada berada dalam sukmanya
Tuntunan berjalanlah diatas untaian tali, dari ufuk timur menuju Baitullah
Begitu panjang sejauh jangkauan penglihatan dua pupil mata
Ku berjalan seperti biasa, tanpa ada rasa takut dan gundah
Jurang begitu dalam, terselimuti awan kelabu, jeritan insan manusia terdengar menyentuh lubang telinga.
Sda, 3 Nopember 2021
0 Comments