Lailatul Qadar (1)

Sep 5, 2021 | Puisi

Menemanimu satu dua malam beranjak menuju cahaya
Daripada malamMu seribu bulan nan hening
Nun, di dalamnya segala yang hidup menjadi terjeda, terhenti
Berlingkaran dalam hikmat, mengurung dalam kebajikan amal amal mu

Segala malam yang berjalan berbilang tahun dan abad,
Seketika menjadi bisu
Yang di dalamnya meruntuhkan keangkuhan gelap, menundukkan segala jumawa
Ketika di malam-malam engkau berjalan menyusuri pematang takdir
Dan pinggiran nasib
Sejarah telah bergulir kelabu merah, aneka warna kesimpulan

Kembalikan sujudmu dan rindumu pada ruku’ nan syahdu
Pada gerak, ritmik suci yang memandumu melewati hari dan malam bergelap semu
Di malam yang lebih baik dari seribu bulan,
Engkau akan bercerita pada kesahmu dengan energi yang telah kembali,
Terbangkitkan

Kita bergelantungan pada butir butir doa putih
Merapal, merasuk, membasuh sukma terdalam tak terjangkau
Mengapa lagi ada keraguan pada kepastian tak terukur jarak,
Hitungan makhluk

Ketika menyadari semua yang materi akan menuju pada keabadian immateri
Sedangkan beranda para pujangga agung jua yang menjadi nisbi
Hanya meninggalkan goresan terbaca kata beruntaian manikam
Bak Lonceng gereja yang mengiringi kesyahduan adzanMu

Segala makhluk hendaknya menyadari
Hakikat fana dan kefanaan
Tak berharga kecuali diberi ruh segala hikmah suci dan anbiyaa’
Terikuti dan termaktub dalam pokok pokok intisari,
Masa bermasa

Ikuti jalan Qadar dan awal dari bermula
Ketika Adam mendengar Hayya ‘alal Falah
Berjalan menuju gurun pengharapan,
Hamparan mutiara Hawa
Dalam hening kerinduan berjumpa di alam makhluk kasat rupa
Tidaklah terperi penjelajahan waktu dalam nubuat
Sekali lagi para anbiyaa’

Dan malam suci mu menuangkan lagi gagasan,
Entah apa namanya
Dari kehancuran masa Nuh berujung gelombang taubat dan syukur
Apatah lagi namanya jika tidak pandai mengambil suciNya nan pemurah
Jika tak pandai menimba lautan sabar Idris
Dan keikhlasan Ibrahim Agung

Segera dengar jejak jejak langkah kaki Sang Malam Suci
Tunduk segala batang dan daun, terhenti segala semilir
Tak ada
Tak ada jiwa jiwa, tak setenang malam gulita bercahaya Rabbi
Berganjaran awal dan akhir, meniadakan segala niscaya kecuali atas izinNya
Tetap dalam lindungan,

Sebutan dzikir raga dan sukma tercerahkan bulan agung
Dan malam penuh berkah
Menuai segala ampunan dan rahmat bagi mereka yang pandai menjemput
Syukur dan terimakasih padamu Yaa Rabbul Izzati…

Yogyakarta, 03 Mei 2021

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This