Kunang-kunangku

Oct 12, 2021 | Puisi

Kelap kelip hinggap ke sana ke mari. Menari di antara gelap, bersembunyi di balik dedaunan. Menghirup udara segar mencari ketenangan tanpa polusi. Kunang-kunang…
Kunang-kunang itu akhirnya terbang menjauh. Beberapa lama dia mengitari halaman rumahku, entah apa yang dicarinya. Sesekali dia berhenti di atas daun mangkokan di pojok halaman. Lalu terbang berputar, dan berputar lagi. Kerlip cahaya di perutnya indah sekali, bagai kerlip bintang di atas sana.
Aku berjalan perlahan mendekatinya, ketika dia hinggap lagi di atas daun mangkokan yang sama. Namun kemudian dia terbang menjauh, dan tak kembali lagi. Andai aku bisa tahu apa yang sedang dia cari di halaman rumahku, mungkin aku bisa membantunya.
Ah, kunang-kunang yang cantik. Genit rupawan!
Sekitar dua menit kemudian, Kunang-kunang itu datang lagi, tetap sendiri. Terbang menuju daun mangkokan yang sama. Untuk beberapa saat, dia bertengger di sana, dengan cahaya di perutnya yang tetap terang. Ada apa gerangan di sana, pikirku.
“Hai Kunang-kunang, apa yang kau cari? Ada berita apa yang kau bawa untukku?”, tanyaku padanya.
Aku hanya bisa melihat gerak dan kerlip cahaya dari perutnya. Aku tidak tahu apakah kunang-kunang itu mendengar dan mengerti pertanyaanku.
Rasa penasaran menuntun kakiku melangkah mendekati pohon mangkokan setinggi pinggang orang dewasa itu. Kunang-kunang masih diam di sana.
Perlahan-lahan dan sambil mengendap-endap, kudekatkan wajahku, kutajamkan penglihatanku. Namun tak kutemukan sesuatu yang dapat menjawab pertanyaanku. Malam yang hanya diterangi cahaya bintang-bintang, tak mampu menunjukkan “sesuatu” yang ingin kuketahui.
Kunang-kunang itu kemudian terbang, mengitariku beberapa kali, seolah dia berpamitan. Kemudian dia terbang ke arah pagar, dan menjauh.
Biarlah dia pergi bersama kehidupannya tanpa harus ada yang mengganggunya. Satu pintaku, “Tetaplah menjadi makhluk cantik yang bersinar dan menjadi cahaya di kegelapan” teriakku padanya yang makin menjauh.
Senandung harapanku untukmu, kunang-kunangku.

Baca Juga

0 Comments

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This