Kritisnya Kondisi Sosial Masyarakat

Aug 21, 2021 | Opini

Situasi kondisi sangat dini dan masih pagi, telah lahir awal letupan pencitraan penguasa negeri yang masih cukup lama berkompetisi perebutan sebagai penguasa 2024. Luar biasa di kala situasi kondisi diterpa pandemi covid -19, sudah diwarnai beberapa baliho, banner di tempat strategis, sehingga nuansa pencalonan pemilihan penguasa negeri sepertinya seakan semakin dekat.

Negeri dirundung duka wabah penyakit pandemi covid 19, sudah memasuki angka 2 tahun, dan gencar dilaksanakan PPKM tahap dua, serta dilaksanakan agenda lanjutan bagaimana membatasi, mencegah penyebaran covid 19 bisa diminimalisir serta melakukan tindakan lain percepatan vaksinasi terhadap masyarakat. Dengan langkah-langkah yang dilakukan selama ini sebagai wujud tindakan riiil, sadar dan tidak sadar untuk kepentingan masyarakat, walaupun sisi-sisi lain sangat berdampak pada sisi ekonomi dan lain sebagainya, dan tentunya sangat dirasakan beban sangat berat.

Ditinjau dengan jernih kondisi saat ini, masih dirasa berat dari berbagai aspek, terkait dampak wabah covid 19, yang dihadapkan kondisi psikologis masyarakat oleh karena sebaran, terpapar dan meninggal dunia silih berganti, tentunya masyarakat membutuhkan hal-hal prioritas terkait hak hidupnya. Hak memperoleh pekerjaan, hak kenyamanan, hak kesehatan yang prima, hak perlindungan dan lain-lain, sehingga tingkat kejenuhan semakin meningkat jika dihadapkan pula pada kondisi politik, ekonomi, dan keamanan.

Kebiasaan yang terjadi saat ini, metoda yang berjalan dari tahun ke tahun pada masa pilpres, pileg dan lainnya yang dilakukan sebagai upaya pengenalan, pencitraan dini setiap calon walaupun belum memasuki tahapan pilpres. Bisa dikatakan curi start pecitraan walaupun masih jauh, terkesan ditangkap dalam pemikiran masyarakat bahwa agenda masih lama sudah memainkan keadaan, dan tidak memperhatikan kondisi yang susah dan kritis masyarakat selama masa pandemi.

Oleh karena itu signal, kejenuhan otak dalam tingkat psikologis masyarakat, secara umum menjadi bahan eksplorasi masalah, yang terangkat di permukaan sebagaimana corat-coret banner, pengrusakan baliho gambar Puan Maharani, walaupun ada juga secara implisit gambar calon-calon Pilpres lainnya seperti Muhaimin Iskandar, dan yang lain yang sudah bertebaran di dunia medsos serta saling dukung siapa yang pantas.

Permasalahan pandemi menjadi kunci tingginya ekskalasi permasalahan, terkait hak pilih di masa pandemi dimana banyak yang meninggal dunia sehingga akan menambah runcingnya masalah, termasuk dalam hal pengaturan regulasi UU pemilu plus amandemen UUD 1945. Indikator permasalahan menjadi begitu tinggi dengan agenda pemilihan serentak pada 2024.

Situasi politik ke depan tampak menjadi trend bagi para calon-calon yang sudah ancang-ancang. Walaupun sudah dilakukan gerakan kecil penampilan, tetapi masyarakat sangat peka bahwa momen pandemi, digunakan untuk melakukan pendekatan, perekrutan secara nyata untuk mengambil simpati masyarakat.

Dengan kondisi saat ini wabah virus terus melaju, belum dapat diketahui kapan titik zero tercapai sehingga situasi sangat dilematis dalam perang melawan covid, siapa yang menang dan kalah. Tentunya jawabannya saat ini adalah : Covid 19 yang menang dan berkibar. Tinjauan statistik jumlah penduduk, data yg saat ini terpapar opname, isoman, dan meninggal dunia hal ini membuktikan bahwa Covid 19 merupakan ancaman nyata bagi manusia.

Menyikapi hal tersebut mengingat eskalasi yang meningkat terkait dampak kejenuhan dan stres masyarakat, mencari pekerjaan sulit, modal belanja menyusut/habis, aspek politik, peredaran uang palsu, meningkatnya penipuan, kasus kejahatan kekerasan, kejahatan trans nasional, serta vandalisme baliho/banner calon pilpres 2024. Oleh karena itu antisipasi ke depan dan solusi penanganan tercepat mengatasi dampak wabah covid 19 sebagai fokus utama dan antisipasi total ancaman kekerasan di masyarakat.

Surabaya, 16 Agustus 2021
Yudi E Handoyo

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This