Oleh: Defiyan Cori – Ekonom Konstitusi
Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mempertaruhkan kredibilitasnya sebagai lembaga data dan statistik yang akurat, valid serta terkini (update) atas penyebaran informasi (release) terkait kinerja ekonomi makro, khususnya pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II Tahun 2022 (TW II/2022) yang sebesar 5,4%. Secara kuantitatif, capaian pertumbuhan ekonomi tersebut mengalami penurunan dibandingkan Triwulan II Tahun 2021 (TW II/2021) yang sebesar 7,07 persen. Artinya terdapat penurunan persentase selama satu tahun sebesar 2,67 persen. Pencapaian ini jelas bukanlah sebuah prestasi, apalagi indikasi membaiknya perekonomian Indonesia secara tahunan, meskipun antara TW I dan TW II Tahun 2022 mengalami perbaikan pertumbuhan ekonomi yang dicapai atau kuartal ke kuartal dalam setahun (quarter on quarter).
Terlebih lagi, secara sektoral kontribusi pertumbuhan ekonomi selama ini ditopang oleh konsumsi, yang mana pada TW II/2022 hanya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 2,92 persen (meskipun terbesar secara sektoral). Namun, apabila dibandingkan dengan kontribusi sektor konsumsi pada TW II/2021 yang sebesar 3,17 persen, maka terdapat penurunan kinerja sebesar 0,25 persen (0,25%). Artinya, terdapat penurunan kontribusi sektor konsumsi dalam membentuk Produk Domestik Bruto (PDB) selama periode bulan April-Juni 2022, dan ini dibuktikan oleh melemahnya daya beli masyarakat dan tingginya inflasi.
Dengan kata lain, kontributor pertumbuhan ekonomi terbesar kedua sebesar 2,14 persen yang berasal dari kenaikan ekspor sebesar 19,7 persen tidak berarti apa pun bagi kelompok masyarakat terbesar di Republik Indonesia. Apalagi kontribusi pertumbuhan ekonomi disisi produksi berasal dari lapangan usaha sektor transportasi dan pergudangan yang kemudian membentuk PDB Indonesia meningkat dari Rp4.176,4 Triliun menjadi Rp4.919,9 Triliun atau selisihnya Rp743,5 Triliun kelompok masyarakat mana yang menikmati? Atau kenaikan pertumbuhan ekonomi triwulanan pada tahun 2021 dari 5,07 persen pada TW 1 ke 5,44 persen di TW II atau selisihnya 0,37 terdistribusi hanya pada kelompok masyarakat tertentu saja.
0 Comments